syarif UNDIKSHA Bali

Foto saya
dosen fakultas olahraga dan kesehatan Undiksha yang mulai menfokuskan untuk pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia

Minggu, 06 November 2016

SEJARAH SPORT TOURISM INDONESIA



SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA PARIWISATA
(SPORT TOURISM)
SYARIF HIDAYAT


A.    Pendahuluan
Pariwisata pada saat sekarang ini merupakan industri yang cukup menjanjikan secara nilai ekonomi. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk penguasahan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Kodyat, 1992).  Sedangkan menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah tentang sedangkan menurut Suyitno (1999), wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikamti objek dan daya tarik wisata.
Beberapa pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa kegiatan pariwisata sudah merupakan aktifitas yang dilakukan secara sukarela tetapi harus tetap mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.  Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh yang berusia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat dilaksanakan oleh semua umur dan jenis kelamin karena kegiatan pariwisata  tidak  membatasi jenis kelamin dan umur peserta.
Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan ke luar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, ke luar dari tempat kediamannya (Marpaung, 2002). Kepergian wisatawan kesuatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi  kemajuan dunia pariwisata antara lain sangat tergantung dari keamanan negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus apapun obyek wisata dan sekomplet apa pun infraksrukur yang ada jika keamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada di negara yang bersangkutan tidak akan berkembang.
Kegiatan pariwisata sudah ada sejak dulu. Tercatat dalam sejarah bahwa bapak pariwisata adalah Marcopolo yang melilingi dunia dengan kapal layar pada tahun 1254-1374 masehi berangkat dari benua Eropa ke Tiongkok dan kembali lagike Venesia(Suwantoro 1997). Selanjutnya pada permulaan abad ke-14, tepatnya hari selasa tanggal 14 Juni 1324, ia berangkat seorang diri dari AfrikaUtara menuju Mekkah dan Madinah, ia menyebut sebagai The First Traveller of Islam.
Dari tahun ke tahun kegiatan wisata terus berkembang. Kegiatan wisata bisa di bagi beberapa tujuan antara lain: wisata budaya, wisata belanja, wisata kesehatan, wisata riset dan wisata dengan minat khusus khususnya wisata olahraga. Dalam makalah ini mencoba akan dibahas tentang perkembangan wisata minat khusus olahraga

B.     Pembahasan
1.      Pengertian Pariwisata
Pariwisata  adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Kodyat 1992).
Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh yang berusuia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat dilaksanakan oleh semua umur dan segala jenis kelamin, karena kegiatan ini tidak ada pedoman khusus yang membatasi jenis kelamin dan umur peserta. Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya.
 Kepergian wisatawan ke suatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata sangat tergantung dari keamanan dan kenyamanan, negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus apapun obyek wisata dan sekomplet apapun infraksrukur yang ada jika keamanan dan kenyamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada dinegara yang bersangkutan tidak akan berkembang.
Kegiatan pariwisata pada umunya adalah kegiatan rekreasi yang tidak menghasilkan uang untuk pelakunya. Menurut Suwantoro ( 1997) Perjalanan wisata yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggal karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.  Sedangkan menurut  Nuriata ( 1999) pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Usaha peningkatan jumlah kunjungan yang datang ke suatu daerah maka ketersediaanya sarana pendukung merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi, misalnya: Transportasi, akomodasi, komunikasi, pramuwisata dan  sarana kesehatan yang memadai.
Menurut Lakoni yang dikutip oleh Fandeli (1995) Pariwisata adalah sektor yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapat negara dan masyarakat. Pembangunan yang terus-menerus dilakukan terhadap sektor pariwisata akan terus mengangkat sektor-sektor ekonomi lainnya.
Menurut Djulianto Susantio (www.sinarharapan.com)Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan, tugas dan berziarah.
Spillane yang di kutip Djulianto Susantio  membagi pariwisata atas enam jenis khusus, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga, pariwisata untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi. Berkaitan dengan pariwisata olahraga dibagi 2 yaituyang bersifat pasif  seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games. Olahraga pariwisata yang bersifat aktif seperti yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.
2.      Pengertian Olahraga Pariwsata
Olahraga Pariwisata adalah menjadikan olahraga sebagai tujuan utama untuk berwisata. Perkembangan dewasa ini sektor olahraga pariwisata  sangat berkembang pesat, salah satu hal yang perlu dikembangkan adalah jenis wisata alam, dimana wisata alam mengajak para wisatawan mengunjungi tempat yang memiliki pemandangan atau keindahan alam mempesona dan memiliki daya tarik untuk dijelajahi dan dinikmati , Kegiatannya antara lain menyusuri sungai atau arung jeram (rafting), mendaki gunung dan merambati hutan, bersepeda (cycling), menyelam (diving), berselancar (surfing). Menurut Toho (2013)  olahraga pariwisata adalah semua kegiatan aktif dan pasif dalam olahraga atau partisipasi secara informal dan terorganisasi  bukan komersial/bisnis dan harus meninggalkan rumah atau tempat kerja.
Perkembangan pariwisata saat ini ternyata belum sepenuhnya di sadari oleh para pelaku bisnis pariwisata di Indonesia padahal selama ini banyak negara yang sudah menawarkan paket wisata dengan minat khusus antara lain wisatawan dengan minat penjelajahan hutan atau tracking, diving, surfing, cycling dsb. Pergeseran pola wisata tersebut, berlangsung pada dua dekade belakangan. Dari pola wisata mass tourism ke grup kecil dan wisatawan individual.
Aktifitas manusia modern sekarang ini tidak cukup untuk  olahraga yang dilakukan dengan tujuan kebugaran semata akan tetapi olaharga yang bertujuan untuk rekreasi sangat pesat perkembangannya. Pada saat melakukan olahraga pariwisata sangat dibutuhkan kemampuan dari pelaku dan pengelola untuk bisa mengemaskan dengan baik. Menurut Fandeli ( 1995:146) Wisata dengan berolahraga yakni merupakan sensasi tersendiri apabila tantangan tersebut dapat berakhir dengan kesuksesan. Dalam usaha pelaksanaan kegiatan olahraga yang dilakukan di alam terbuka faktor keselamatan merupakan hal pokok yang harus diperhatikan oleh pelaku maupun penyelenggara.
Aktifitas olahraga di alam terbuka  pada saat sekarang ini telah merupakan salah satu komoditi pariwisata yang mampu membuat wisatawan lebih lama tinggal di suatu  daerah tujuan wisata. Kegiatan olahraga wisata yang dilakukan di suatu daerah tidak bisa disamakan dengan daerah satunya. , hal ini disebabkan oleh kondisi alam dan fisiografi yang berbeda ( Fandeli 1995:148). Struktur aktifitas olahraga yang bertujuan untuk berwisata terus mengalami perubahan. Menurut Smith yang dikutip oleh Fandeli (1995:148) berjalan (Tracking) dan bersepeda (Cycling) berada pada urutan teratas. Pengembangan olahraga pariwisata jika dikembangkan Di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar, hal ini dikarenakan potensi wisata dapat dikembangkan relatif tak terbatas bagi daerah tropika kepulauan. Karakteristik wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau sangat memungkinkan untuk dikembangkan olahraga pariwisata sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada.


Potensi alam di Indonesia merupakan modal dasar untuk dikembangkan olahraga wisata berbasis alam.Wilayah Indonesia yang terdiri dari laut, daratan dan pegunungan merupakan modal alam yang sangat besar untuk dikembangan jenis wisata olahraga.
Berkaitan dengan karakteristik setiap daerah berbeda, sudah barang tentu tidak semua daerah dapat menyelenggarakan setiap jenis pariwisata olahraga. Berbicara tentang dunia pariwisata maka nama Bali tidak mungkin ditinggalkan. Khusus untuk Bali cocok dikembangkan wisata olahraga tanpa menghilangkan roh pariwisata Bali yang berbasis budaya (kearifan lokal). Bali dikenal di seantero belahan dunia dengan keindahan alam dan budaya. Alam dan budaya Bali sampai saat sekarang masih mampu mempesona para wisatawan, alam Bali yang terdiri dari laut, gunung, danau, hutan dan panorama alam yang masih asri merupakan modal besar untuk pengembangan jenis wisata olahraga.
Wilayah Indonesia khususnya Bali yang terdiri dari gunung, laut dan dataran rendah sangat memungkinkan untuk dikembangkan jenis wisata olahraga. Dewasa ini kedatangan para wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata tidak hanya sekedar menikmati alam dan budaya yang ada, akan tetapi wisatawan ingin melakukan aktifitas fisik (olahraga). Keanekaragaman ekosistem dalam kawasan hutan tropika yang terdapat di hampir 18.000 pulau di Indonesia, sangat menjanjikan untuk ekowisata dan wisatawan minat khusus (fadeli dalam www. Pikiran rakyat.com).
 Wisman asal Eropa selama berkunjung di Indonesia pada umumnya ingin menikmati jenis wisata minat khusus seperti pantai (bahari) maupun petualangan alam, yang banyak tersebar di berbagai daerah tujuan wisata di tanah air. Potensi kita untuk menjual produk wisata minat khusus ini sangat besar. Namun, persoalan yang kita hadapi untuk memberikan informasi mendalam mengenai produk-produk itu masih kurang (www.budpar.go.id).
3.      Sejarah Olahraga Pariwisata
Olahraga dan pariwisata adalah gabungan aktifitas yang sangat menguntungkan jika digabungkan, banyak hal positif yang bisa di daptakan dari kegiatan olahraga pariwisata. Sejarah kegiatan olahraga pariwisata ini muncul pertama kali di swis dengan aktifitas ski menggunakan kekayaan alam berupa pegunungan es pada abad ke-19 (Pigeassou  dalam Jurgen Schwark 2007) pada tahun 90 an di Jerman mulai dikembangkan hubungan olahraga dan pariwisata khususnya golf. Perkembangan olahraga pariwasata ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh media dalam peliputan olahraga, sehingga olahraga semakin menarik bagi industri pariwisata.
Pada awal tahun 1966, International Council of Sport dan Pendidikan Jasmani mengadakan konferensi internasional pertama dengan judul "Sport et Tourisme", yang berlangsung di Bled, Yugoslavia. Dalam beberapa tahun terakhir, perkumpulan akademisi yang lebih luas mengadakan konferensi dan konvensi telah terjadi pada bidang olahraga dan pariwisata, atau pariwisata olahraga. Organisasi Pariwisata Dunia (WTO), bersama-sama dengan IOC, menjadi tuan rumah kongres internasional dengan judul "Olahraga dan Pariwisata: Dunia 1 Konferensi di Madrid pada tahun 2001, kemudian yang ke-2 The AIEST diselenggarakan kongres pada subjek olahraga dan pariwisata di Athena pada tahun 2003, dan menjelang Olimpiade 2004 komite olahraga pariwisata internasional mengadakan  "Pra Konferensi Olimpiade pada pariwisata olahraga "di Rhodes pada tahun 2004 (Jurgen Schwark 2007). 
Perkembangan yang telah terjadi,jika dulu pariwisata hanya dilakukan oleh usia 50 tahun keatas, akhir-akhir ini umur 30 an telah banyak melakukan kegiatan wisata karena didorong untuk melakukan olahraga pariwisata. Pola pikir yang berkembang saat ini adalah kegiatan wisata lebih besar manfaatnya jika dilakukan dengan olahraga. Perkembangan olahraga di sela aktifitas wisata tidak hanya dilakukan oleh eksekutif atau pengusaha. Olahraga pariwsata mampu menembus semua lapisan masyarakat dunia. Berbicara tentang sejarah pariwisata di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Bali. Bali merupakan pioner dunia pariwisata di Indonesia.
Pada 1924 wisatawan secara khusus datang ke Bali setelah dibuka suatu pelayaran mingguan antara Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya singgah di Buleleng (Pelabuhan Singaraja) baru kemudian ke Makassar. Pemrakarsanya adalah KPM (maskapai pelayaran kerajaan) bersedia menerima penumpang di atas kapal-kapal .Sebelumnya kapal-kapal itu mengangkut kopra, kopi, sapid an terutama babi. Jalur pelayaran ini akhrinya bernama Bali Express. Data-data yang pertama dikeluarkan Official Tourist Bureau pada 1924 yang mencatat 213 pelancong yang datang ke Bali. Jumlah wisartawan terus meningkat secara teratur. Pada 1926 menurut Majalah Tourism in Netherlands East Indies edisi 8 Februari 1927 sebanyak 480 wisatawan mengunjungi Bali. Selama Januari 1927terdapat 32 wisatawan yang sudah mengunjungi Bali untuk ke 18 kalinya pada periode yang sama (http://sejarah.kompasiana.com/2013/03/04/sejarah-bali-1914-1950-an-1-dari-pariwisata-eksotis-ke-nasional-) .
Perkembangan pesat olahraga pariwisata Bali terjadi pada tahun 70-an, ketika peselancar menemukan banyak ombak di pulau ini yang sangat bagus digunakan untuk berselancar. Peselancar ini secara tidak langsung mempromosikan pariwisata di tahun 1970 (http://www.water-sport-bali.com/pariwisata-bali/).
Selain pantai alam trofis pulau Bali meliputi gunung, bukit, sawah, dasar laut dan sungai semuanya menawarkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Oleh sebab itu, begitu banyak media internasional yang menyebutkan pulau Bali, sebagai tujuan wisata beriklim trofis, yang paling diminati oleh wisatawan untuk berolahraga.
Description: pantai kuta bali 1970
Sumber Foto: Beritabali.com
Selain berselancar di pantai, aktivitas Bali water sport seperti Parasailing, Jet Ski dan Banana Boat menjadi data tarik tersendiri bagi wisatawan. Tempat aktivitas water sport di Bali terbesar terdapat di pantai Tanjung Benoa. Setiap harinya pantai Tanjung Benoa, ramai dikunjungi oleh para wisatawan untuk bermain Bali water sport.
Selain water sport di Tanjung Benoa, olah raga air yang juga sering dicari oleh wisatawan manca negara dan domestik adalah Bali rafting. Untuk rafting di Bali sungai yang digunakan adalah sungai Ayung dan sungai Telaga Waja. Dewasa ini pengusaha atau istilah di lapangan adalah operator yang mengelola wisata olahraga rafting sudah mencapai puluhan yang ada di  aliran sungai Ayung.
 Selain itu Olahraga berbasis alam yang sudah berkembang di Bali adalah diving. Jenis wisata ini mampu memikat wisatawan untuk datang ke Bali. Perkembangan jenis wisata ini sangat pesat. Lokasi diving hampir tersebar di semua wilayah Bali.
Mulai tahun  2000 an perkembangan wisata olahraga tirta sangat berkembang pesat ditandainya satu komplek di tanjung benoa sebagai pusat wisata tirta di Bali. Tanjung Benoa menawarkan sensasi tersendiri tentang wisata olahraga tirta.
Infrastruktur pariwisata yang baik akan membantu dalam peningkatan tingkat kunjungan karena membantu wisatawan dalam menentukan  sikap pada saat memilih tujuan wisata serta menentukan bentuk kegiatan yang akan dilakukan (Choi, dkk; 2012). Sehingga menentukan bentuk layanan serta para tenaga professional merupakan hal yang harus di siapkan.

C.    Penutup

1.      Simpulan
a.       Perkembangan wisata minat khusus di Indonesia sangat pesat
b.      Olahraga pariwisata jika di kelola dengan profesional merupakan lahan bisnis baru
2.      Saran
a.       Penyiapan insfrastruktur harus baik
b.      Pramuwisata olahraga harus disiapkan dengan baik
c.       Perlunya regulasi dari pemerintah untuk mengatur bidang ini




Daftar Pustaka
Choi,Soojin.,Leht, Xinran Y.,  Morrison,Alastair M.,and Jang,SooCheong (Shawn).,(2012). Structure of Travel Planning Processesand Information Use Patterns.Journal of Travel Research.51(1) 26–40. SAGE PublicationsReprints and permission:sagepub.com/journalsPermissions.nav. DOI: 10.1177/0047287510394191. http://jtr.sagepub.com.

http://www.sinarharapan.com
http://www. Pikiran rakyat.com
Jürgen Schwark European Journal for Sport and Society 2007, 4 (2), 117-132

Kesrul (2004) Panduan Praktis Pramuwisata Profesional. Graha Ilmu. Yogyakarta

Kodyat (1999). Pengantar Ilmu Pariwisata

Loukaitou-Sideris, Anastasia.andSoureli, Konstantina. (2012) Cultural Tourism as an EconomicDevelopment Strategy for EthnicNeighborhoods Economic Development Quarterly.26(1) 50–72. Reprints and permission:sagepub.com/journalsPermissions.nav. DOI: 10.1177/0891242411422902. http://edq.sagepub.com

Marpaung (2002). Pengetahuan kepariwisataan. Alfabeta. Bandung.

Nurita, Tata (1999). Perencanaan Perjalanan Wisata. Depdikbud. Jakarta

Sukahar, Anthon (1995). Ekosistem Pesisisr Karakteristik dan Prospeknya untuk Pembangunan Kepariwisataan Alam. Makalah

Suwantoro, Gamal (1997). Dasar-Dasar Kepariwisataan. Andi. Yogyakarta
Tanjung (1995). Ekosistem Laut, Potensi dan Masalahnya untuk Kepariwisataan Alam. Makalah

Mutohir, T. C.,( 2013).  Pembangan  Olahraga Rekreaasi Sebagai Industri. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penggerak Olahraga Rekreasi Tingkat Provinsi Tahun 2013 di Denpasar, Bali tanggal 21—23 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar