BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Kunjungan wisatawan yang datang ke
Indonesia pada saat sekarang ini mulai menunjukkan grafik peningkatan. Hal ini
dapat dilihat pada jumlah kunjungan dan lama
ke daerah wisata di Indonesia khususnya Bali terutama pasca bom Bali
yang terjadi pada bulan Oktober tahun 2002. Banyak alasan mengapa para
wisatawan berkunjung ke tujuan wisata khususnya Indonesia alasan salah satunya
adalah karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan keaneka ragaman alam
dan budaya. Keaneka ragaman alam dan budaya
merupakan modal awal yang sangat menjanjikan dimasa sekarang dan masa
yang akan datang, khususnya dalam dunia pariwisata jika semua ini dijaga dengan
baik.
Ke aneka
ragaman alam dan budaya Indonesia sudah dikenal diseluruh dunia sejak dulu,
sehingga negara Indonesia merupakan salah satu tujuan berwisata bagi mereka.
Perkembangan peradapan dan tingkat sosial masyarakat modern sekarang ini juga
berakibat pada kunjungan para turis manca negara pada saat sekarang ini.
Kunjungan wisatawan manca negara sekarang ini tidak hanya sekedar menikmati keindahan alam kita
yang masih asri, tetapi mereka juga melakukan aktifitas jasmani dialam yang ada di negara kita, alasan kedatangan wisatawan datang ke
negara kita negara Indonesia sebagai negara yang kaya akan keindahan alam yang
masih asri. Kedatangan wisatawan pada saat sekarang ini ada beberapa tujuan
yang mendasari antara lain wisatawan dengan minat khusus ke negara kita pada saat sekarang ini.
Kedatangan
para wisatawan tersebut harus kita sikapi dengan positif dan dengan tangan yang
terbuka, antara lain dengan sikap masyarakat yang ramah dan bersahabat, menjaga
alam dan budaya agar tetap alami serta yang tidak kalah pentingnya adalah
pembangunan infrastruktur dan pemandu wisata atau dalam dunia pariwisata sering
disebut pramuwisata (Guide) kepariwisataan yang memadai. Pramuwisata merupakan
ujung tombak dalam pengembangan wisata Indonesia.
Perkembangan peradapan dewasa ini
wisatawan yang datang kesuatu daerah tujuan tidak hanya untuk menikmati
keindahan alam, budaya, adat bahkan
banyak wisatawan yang datang dengan minat khusus. Hal itu diiringi dengan minat
wisatawan berkunjung ke suatu daerah wisata tidak hanya menikmati akan tetapi
lebih dari itu yaitu mencoba hal yang lain salah satunya dengan melakukan olahraga. Macam olahraga pariwisata
sangat berbeda, karena tujuan dari melakukan olahraga pariwisata pada umumnya
bukan untuk prestasi akan tetapi untuk melakukan rekreasi atau refresing. Usaha
untuk mendukung olahraga sebagai
pendukung pariwisata di Indonesia maka ketersedian pramuwisata bidang
olahraga yang profesional sudah tidak
bisa ditawar lagi. Pramuwisata profesional pada perkembangan pariwisata
sekarang ini merupakan hal pokok yang harus tersedia di setiap bidang olahraga
khususnya olahraga pariwisata.
Alam
Indonesia yang masih asri dan penuh dengan keindahan sangat cocok dikembangkan
jenis olahraga pariwisata ini. Perkembangan yang cukup menarik dalam dunia
pariwisata Indonesia adalah semakin
tumbuhnya wisatawan dengan minat khusus (Tandjung 1995). Wisatawan dengan minat
khusus ini juga harus di terus di perhatikan oleh para pelaku bisnis pariwisata
dan juga oleh pemerintah. Pada saat sekarang ini ketersediaan paramuwisata
profesional bidang olahraga disetiap daerah tujuan wisata sangat minim, hal ini
bisa diamatinya paramuwisata yang ada di daerah tujuan wisata dengan minat
khusus (tracking, cycling, dsb) sangat minim.
Wisatawan dengan minat khusus antara lain
adalah mencoba tantangan baru yaitu menelusuri daerah yang belum terjamah oleh
manusia. Menurut Tandjung (1995)
wisatawan biasanya tertarik pada daerah-daerah yang belum banyak terjamah oleh
banyak manusia seperti gua-gua, sungai arus deras, karang laut.
Wisatawan
dengan minat khusus ini salah satu hal yang dilakukan adalah olahraga. Olahraga
sebagai salah satu produk wisata yang sangat menjanjikan, salah satunya adalah olahraga bahari, saat ini pariwisata
bahari merupakan komponen dominan dalam industri pariwisata Indonesia ( Sukahar
1999) Antara lain: menyelam ( Diving )
ini banyak tempat yang bisa dilaksanakan antara lain Bali, Sulawesi, Maluku dan
Sumatera, jenis olahraga ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia karena
kondisi alam Indonesia yang merupakan negara kepuluan dimana wilayah Indonesia
62 % berupa lautan (Tandjung 1995). Olahraga
arung jeram ( rafting ) ini bisa dikembangkan hampir diseluruh wilayah
Indonesia karena sungai di wilayah indonesia pada umunya mempunyai karateristik
yang sangat cocok untuk melaksanakan olahraga ini.
Olahraga jalan susur hutan ( Jugle tracking) olahraga
ini adalah olahraga yang murah meriah akan tetapi jika dilaksanakan di alam
yang penuh dengan keindahan dan keasrian alamnya maka olahraga ini juga sangat
diminati oleh para wisatawan , olahraga ini tidak mengenal usia yang penting
mempunyai badan sehat. Olahraga
bersepeda ( Cycling ) khususnya sepeda gunung sekarang lagi mengalami
peningakatan dalam hal ini jumlah penggemar hal ini bisa diamati dari kegiatan
sepeda santai yang selalu diikuti oleh ratusan peserta dan jika hal ini
dikelola dengan baik maka olahraga ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia.
Olahraga Ski air ( Surfing), tidak semua wilayah Indonesia cocok untuk olahraga
ini karena olahraga ini memerlukan
karakteristik alam yang jelas yaitu
pantai yang mempunyai ombak yang lantai dan kondisi pasir yang halus tidak
berkarang dan berpalung. Seorang pramuwisata yang profesional bidang olahraga
harus memahami karakteristik alam yang akan di jadikan obyek pengembangan
wisata.
Dari
latar belakang diatas maka perlu penyiapan khusus mengenai pramuwisata (gauide)
untuk wisatawan minat khusus yaitu pramuwisata dibidang olahraga.
1.2.Rumusan masalah.
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: Apakah diperlukannya pramuwisata yang profesional
dibidang olahraga pariwisata ?.
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini adalah:
1.
Untuk
membuka wawasan bahwa perlunya pramuwisata untuk bidang olahraga pariwisata di Indonesia
2.
Memberi
gambaran bahwa peluang untuk menjadi pramuwisata untuk bidang olahraga
pariwisata masih sangat terbuka
1.4.Manfaat.
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini
adalah:
1.
Memberikan
gambaran yang nyata tentang perlunya pramuwisata profesional dibidang olahraga
pariwisata.
2.
Membuka
wawasan bagi penulis maupun pembaca bahwa pramuwisata untuk bidang olahraga pariwisata sangat
diperlukan di Indonesia sehingga kegiatan olahraga pariwisata di Indonesia
dapat berkembang.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian dan
batasan Pramuwisata
Profesi pramuwisata pada saat sekarang ini
merupakan alternatif pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian dari para
pelaku bisnis pariwisata. Pramuwisata adalah seseorang yang dibayar untuk
menemani wisatawan untuk mengunjungi, melihat dan menyaksikan obyek dan atraksi
wisata ( Yoeti 1991). Sedangkan menurut
Santoso (1998) pramuwisata adalah
petugas pariwisata yang bertugas memberi petunjuk dan informasi yang diperlukan
oleh para wisatawan.
Peranan pramuwisata dalam usaha membuat wisatawan betah tingga di suatu
daerah sangat besar. Kebutuhan pramuwisata yang professional pada saat
pemulihan bidang pariwisata nasional sangat besar. Pramuwisata adalah seseorang
yang memberi pnjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya
tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka
berkenjung pada suatu obyek, tempat atau daerah wisata tertentu (Suwantoro
1997:13). Dalam kegiatan olahraga pariwisata seorang paramuwisata mempunyai
tugas pokok yaitu membuat wisatawan merasa nyaman dan aman berada di daerah
tujuan wisata. Menurut Kesrul (2004:3) Pramuwisata adalah seseorang yang
bertugas memimpin pelaksanaan suatu kegiatan wisata dari persiapan sampai
dengan membimbing, menjelaskan, memberi rasa aman serta membantu peserta
wisata. Seorang pramuwisata adalah orang yang dipercaya untuk memperkenalkan
negaranya dengan segala konsekuensinya. Dalam memperkenalkan atau memandu
kegiatan wisata seorang pramuwisata dituntut sempurna, sehingga seorang
pramuwisata di anggap seorang yang mewakili negara atau daerah yang sedang di
kunjungi oleh para wisatawan.
2.2. Olahraga.
Kegiatan keolahragaan tidak dapat
dilepaskan dari kegiatan –kegiatan
lainnya serta hidup masyarakat sehari-hari. Dewasa ini kegiatan olahraga
dan kegiatan lainya merupakan kesatuan yang tidak dapat dilepaskan satu sama
lainya. Kegiatan olahraga dewasa ini merupakan hal yang sangat menarik jika
dikelola dengan baik dan profesional , tidak terkecuali dalam kegiatan
pariwisata.
Olahraga pada jaman sekarang ini telah
menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi oleh manusia karena olahraga selain
dapat membuat badan bugar dan juga jika olahraga dikelola dengan
profesional merupakan idustri yang
menghasilkan uang yang cukup banyak atau dengan kata lain jika olahraga
dikelola dengan baik merupakan mata pencaharian yang cukup menjanjikan. Untuk
bisa melaksanakan aktifitas olahraga dengan baik faktor yang tidak boleh
dilupakan adalah kemauan dari diri sendiri untuk melaksanakan olahraga. Oahraga merupakan aktifitas dari manusia yang
dilakukan dengan senang dan tanpa ada pemaksaan dari orang lain (Santosa 1998).
Dasar kegiatan olahraga adalah gerak
jasmani sehingga jalan, makan, merayap merupakan dasar dari gerak
jasmani. (Sukintaka 1999:20).
Inti dari kegiatan olahraga adalah
aktivitas bermain yang dilombakan dan dipertandingkan. Pada kegiatan bermain
ditanamkan jiwa kompetisi yang dilandasi sportifitas, kejujuran dan fair
play, untuk itu olahraga tidak membedakan jenis kelamin, usia, suku ,ras ,
agama dan golongan. Siapapun diperbolehkan melakukan aktifitas olahraga. Jika
olahraga tersebut mengandung resiko yang tinggi dianjurkan untuk menggunakan
alat bantu yang sesuai dengan standar minimal keselamatan. Menurut Sukintaka (
2001) olahraga merupakan kegiatan yang terorganisir dengan baik atau merupakan atau kegiatan yang bersifat kompetitif. Hal
ini bisa kegiatan yang bersifat menjelajahi alam terbuka ataupun kegiatan
jasmani yang dilaksanakan di perairan. Kegiataan olahraga sangat erat
hubungannya dengan kaktifitas jasmani.
Aktifitas olahraga dapat dilakukan oleh semua umur dan jenis
kelamin, olahraga adalah setiap kegiatan fisik yang mengadung sifat permainan
dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau dengan orang lain atau
konfrontasi dengan unsur – unsur alam. Olahraga sebagai sarana latihan
kepemimpinan. Hakikat kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mau bertindak dan bersikap sesuai dengan kehendak
pemimpin dalam mencapai suatu tujuan. Kegunaan olahraga sebagai sarana untuk
memperbaiki fisik dan mental sudah tidak diragukan lagi asal dilakukan dengan
benar, teratur dan terprogram.
2.3.
Pariwisata,
Pariwisata pada saat sekarang
ini juga sudah merupakan industri yang cukup menjanjikan karena faktor –faktor
pendukung dalam pariwisata cukup komplek mulai dari alam sumber daya manusia
dan infrastrukur dsb. Pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pernguasahan obyek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Kodyat 1992). Sedangkan menurut
Undang-Undang No 9 Tahnu 1990 tentang kepariwisataan sepert yang dikutip
Suyitno ( 1999) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikamti objek dan daya tarik wisata. Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak
hanya dilakukan oleh yang berusuia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat
dilaksanakan oleh semua umur dan jenis kelamin karena kegiatan ini tidak ada
pedoman khusus yang membatasi jenis kelamin dan umur peserta. Pariwisata adalah
perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari
pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya (Marpaung, 2002).
Kepergian wisatawan kesuatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke
daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan dunia pariwisata antara lain sangat
tergantung dari keamanan negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena
sebagus apapun obyek wisata dan sekomplet apapun infraksrukur yang ada jika
keamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada dinegara
yang bersangkutan tidak akan berkembang. Kegiatan pariwisata pada umunya adalah
kegiatan rekreasi yang tidak menghasilkan uang untuk pelakunya. Menurut Gamal
Suwantoro ( 1997) Perjalanan wisata yaitu sebagia suatu perubahan tempat
tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggal karena suatu alasan dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Sedangkan menurut Nuriata
(1999) pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang
terkait dibidang tersebut. Usaha peningkatan jumlah kunjungan yang datang ke
suatu daerah maka ketersediaanya sarana pendukung merupakan hal yang tidak
dapat ditawar lagi, misalnya: Transportasi, akomodasi, komunikasi dan sarana kesehatan yang memadai.
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan pariwisata khususnya olahraga tidak bisa lepas dari adanya
seorang guide atau sering disebut pramuwisata yang profesional. Seorang
pramuwisata bisa di kategorikan profesional jika pramuwisata tersebut di didik
secara aksdemisi maupun praktisi, ahli
dalam bidangnya dan adanya oragnisasi yang memayungi pekerjaannya. Pramuwisata
di bidang olahraga pariwisata dewasa ini
sangat diperlukan, karena seorang pramuwisata dalam olahraga mempunyai peranan
yang sangat besar. Salah satu tugas utama dalam tugas seorang pramuwisata
olahraga merancang dan membimbing para wisatawan yang menikmati olahraga
khususnya di obyek wisata, sehingga para wisatawan dan leluasa menikmati dan
aman dalam melakukan aktifitas di obyek wisata.
Pramuwisata olahraga adalah seseorang yang benar-benar memahami karakter
olahraga wisata, hal ini tidak boleh dianggap sebelah mata oleh para pengusaha
wisata. Kemampuan seorang pramuwisata yang handal dan professional sangat
ditentukan oleh pendidikan yang dia peroleh baik secara akademisi maupun secara
praktisi. Pendidikan seorang pramuwisata olahraga sangat diperlukan dewasa ini,
karena jika pendidikan secara formal telah dipenuhi dengan baik maka di
Indonesia dan Bali pada khususnya akan tersedia pramuwisata olahraga yang
professional.
Usaha Pengembangan olahraga wisata sebagai salah satu komponen pokok yang
ada dalam usaha pengembangan pariwisata Nasional harus cepat di tindak lanjuti
oleh komponen pariwisata yang ada di Indonesia. Keberadaan pramuwisata olaharga
sebagai komponen pokok yang harus segera diatasi secepatnya.
Pengusaha wisata yang khusus mengelola olahraga sebagai usaha utama pada
saat sekarang ini hanya banyak merekrut para pramuwisata alami, artinya
pramuwisata yang ada dilapangan sebagian besatr adalah masayuarkat sekitar yang
hanya dididik khususnya bagaimana berkomunikasi dengan wisatawan, sedangkan
aspek keahlian olahraga hanya didapat secara otodidak. Kemamnpuan seorang
pramuwisata olahraga jika segera ditingkatkan bukan mustahil olahraga wisata di
suatu saat dapat merupakan hal yang menjanjikan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pramuwisata bidang olahraga di Indonesia harus mendapat
perhatian yang besar dari semua komponen pelaku pariwisata
2.
Pendidikan formal yang khusus mendidik para pramuwisata
harus merata di seluruh wilayah Indonesia
3.
Dibutuhkanya tenaga pramuwisata olaharga yang
professional di daerah tujuan wisata
4.2. Saran
1.
Olahraga pariwisata harus segera dioptimalkan karena
negara kita mempunyai karakteristik alam yang mendukung.
2.
Pengembangan olahraga pariwisata harus diikuti dengan
ketersediaanya pramuwisata yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Sukahar Anthon (1995). Ekosistem Pesisir Karakteristik Dan
Prospeknya Untuk Pembangunan Kepariwisataan alam. Makalah
Suwantoro Gamal (1997) Dasar-
Dasar Kepariwisataan. Andi Yogyakarta
Santoso Indra (1998). Kamus
Praktis Bahasa Indonesia. Pustaka Dua. Surabaya
Kesrul (2004) Panduan Praktis
Pramuwisata Profesional. Graha Ilmu. Yogyakarta
Kodyat M (1999). Pengantar Ilmu
Pariwisata. Yudistira Bandung
Yoeti Oka. A. (1991). Penuntun Praktis Pramuwisata Profesional.
Angkasa. Bandung
Tandjung Shalihuddin Djalal Shalihuddin
Djalal (1995). Ekosistem Laut, Potensi Dan Masalahnya Untuk Kepariwistaan
Alam. Makalah.
Sukintaka (1999) Jurnal Majalah Olahraga. FPOK IKIP Yogykarta
Sukintaka (2004). Teori Pendidikan Jasmani. Nuansa Cendekia. Bandung
Suyitno (1999). Perencanaan Wisata. Kanisius. Yogyakarta
Nurita Tata (1999) Perencanaan Perjalanan Wisata Depdikbud. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar