syarif UNDIKSHA Bali

Foto saya
dosen fakultas olahraga dan kesehatan Undiksha yang mulai menfokuskan untuk pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia

Minggu, 06 November 2016

PRAMUWISATA OLAHRAGA



BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang.
Kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia pada saat sekarang ini mulai menunjukkan grafik peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada jumlah kunjungan dan lama  ke daerah wisata di Indonesia khususnya Bali terutama pasca bom Bali yang terjadi pada bulan Oktober tahun 2002. Banyak alasan mengapa para wisatawan berkunjung ke tujuan wisata khususnya Indonesia alasan salah satunya adalah karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan keaneka ragaman alam dan budaya. Keaneka ragaman alam dan budaya  merupakan modal awal yang sangat menjanjikan dimasa sekarang dan masa yang akan datang, khususnya dalam dunia pariwisata jika semua ini dijaga dengan baik.
Ke aneka ragaman alam dan budaya Indonesia sudah dikenal diseluruh dunia sejak dulu, sehingga negara Indonesia merupakan salah satu tujuan berwisata bagi mereka. Perkembangan peradapan dan tingkat sosial masyarakat modern sekarang ini juga berakibat pada kunjungan para turis manca negara pada saat sekarang ini. Kunjungan wisatawan manca negara sekarang ini tidak  hanya sekedar menikmati keindahan alam kita yang masih asri, tetapi mereka juga melakukan aktifitas jasmani dialam  yang ada di negara  kita, alasan kedatangan wisatawan datang ke negara kita negara Indonesia sebagai negara yang kaya akan keindahan alam yang masih asri. Kedatangan wisatawan pada saat sekarang ini ada beberapa tujuan yang mendasari antara lain wisatawan dengan minat khusus ke negara  kita pada saat sekarang ini.
Kedatangan para wisatawan tersebut harus kita sikapi dengan positif dan dengan tangan yang terbuka, antara lain dengan sikap masyarakat yang ramah dan bersahabat, menjaga alam dan budaya agar tetap alami serta yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan infrastruktur dan pemandu wisata atau dalam dunia pariwisata sering disebut pramuwisata (Guide) kepariwisataan yang memadai. Pramuwisata merupakan ujung tombak dalam pengembangan wisata Indonesia.
Perkembangan peradapan dewasa ini wisatawan yang datang kesuatu daerah tujuan tidak hanya untuk menikmati keindahan alam, budaya, adat  bahkan banyak wisatawan yang datang dengan minat khusus. Hal itu diiringi dengan minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah wisata tidak hanya menikmati akan tetapi lebih dari itu yaitu mencoba hal yang lain salah satunya dengan  melakukan olahraga. Macam olahraga pariwisata sangat berbeda, karena tujuan dari melakukan olahraga pariwisata pada umumnya bukan untuk prestasi akan tetapi untuk melakukan rekreasi atau refresing. Usaha untuk mendukung  olahraga sebagai pendukung pariwisata di Indonesia maka ketersedian pramuwisata bidang olahraga  yang profesional sudah tidak bisa ditawar lagi. Pramuwisata profesional pada perkembangan pariwisata sekarang ini merupakan hal pokok yang harus tersedia di setiap bidang olahraga khususnya olahraga pariwisata.
Alam Indonesia yang masih asri dan penuh dengan keindahan sangat cocok dikembangkan jenis olahraga pariwisata ini. Perkembangan yang cukup menarik dalam dunia pariwisata Indonesia  adalah semakin tumbuhnya wisatawan dengan minat khusus (Tandjung 1995). Wisatawan dengan minat khusus ini juga harus di terus di perhatikan oleh para pelaku bisnis pariwisata dan juga oleh pemerintah. Pada saat sekarang ini ketersediaan paramuwisata profesional bidang olahraga disetiap daerah tujuan wisata sangat minim, hal ini bisa diamatinya paramuwisata yang ada di daerah tujuan wisata dengan minat khusus (tracking, cycling, dsb) sangat minim.
  Wisatawan dengan minat khusus antara lain adalah mencoba tantangan baru yaitu menelusuri daerah yang belum terjamah oleh manusia. Menurut Tandjung  (1995) wisatawan biasanya tertarik pada daerah-daerah yang belum banyak terjamah oleh banyak manusia seperti gua-gua, sungai arus deras, karang laut.
Wisatawan dengan minat khusus ini salah satu hal yang dilakukan adalah olahraga. Olahraga sebagai salah satu produk wisata yang sangat menjanjikan, salah satunya  adalah olahraga bahari, saat ini pariwisata bahari merupakan komponen dominan dalam industri pariwisata Indonesia ( Sukahar 1999) Antara lain: menyelam    ( Diving ) ini banyak tempat yang bisa dilaksanakan antara lain Bali, Sulawesi, Maluku dan Sumatera, jenis olahraga ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia karena kondisi alam Indonesia yang merupakan negara kepuluan dimana wilayah Indonesia 62 % berupa lautan (Tandjung 1995). Olahraga    arung jeram ( rafting ) ini bisa dikembangkan hampir diseluruh wilayah Indonesia karena sungai di wilayah indonesia pada umunya mempunyai karateristik yang sangat cocok untuk melaksanakan olahraga ini.
Olahraga  jalan susur hutan ( Jugle tracking) olahraga ini adalah olahraga yang murah meriah akan tetapi jika dilaksanakan di alam yang penuh dengan keindahan dan keasrian alamnya maka olahraga ini juga sangat diminati oleh para wisatawan , olahraga ini tidak mengenal usia yang penting mempunyai badan sehat. Olahraga  bersepeda ( Cycling ) khususnya sepeda gunung sekarang lagi mengalami peningakatan dalam hal ini jumlah penggemar hal ini bisa diamati dari kegiatan sepeda santai yang selalu diikuti oleh ratusan peserta dan jika hal ini dikelola dengan baik maka olahraga ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia. Olahraga Ski air ( Surfing), tidak semua wilayah Indonesia cocok untuk olahraga ini  karena olahraga ini memerlukan karakteristik alam yang  jelas yaitu pantai yang mempunyai ombak yang lantai dan kondisi pasir yang halus tidak berkarang dan berpalung. Seorang pramuwisata yang profesional bidang olahraga harus memahami karakteristik alam yang akan di jadikan obyek pengembangan wisata. 
Dari latar belakang diatas maka perlu penyiapan khusus mengenai pramuwisata (gauide) untuk wisatawan minat khusus yaitu pramuwisata dibidang olahraga.
1.2.Rumusan masalah.
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah diperlukannya pramuwisata yang profesional dibidang olahraga pariwisata ?.

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan ini adalah:
1.      Untuk membuka wawasan bahwa perlunya pramuwisata untuk bidang  olahraga pariwisata di Indonesia
2.      Memberi gambaran bahwa peluang untuk menjadi pramuwisata untuk bidang olahraga pariwisata masih sangat terbuka
1.4.Manfaat.
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah:
1.      Memberikan gambaran yang nyata tentang perlunya pramuwisata profesional dibidang olahraga pariwisata.
2.      Membuka wawasan bagi penulis maupun pembaca bahwa pramuwisata  untuk bidang olahraga pariwisata sangat diperlukan di Indonesia sehingga kegiatan olahraga pariwisata di Indonesia dapat berkembang.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan batasan Pramuwisata
Profesi pramuwisata pada saat sekarang ini merupakan alternatif pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian dari para pelaku bisnis pariwisata. Pramuwisata adalah seseorang yang dibayar untuk menemani wisatawan untuk mengunjungi, melihat dan menyaksikan obyek dan atraksi wisata ( Yoeti 1991). Sedangkan menurut  Santoso (1998)  pramuwisata adalah petugas pariwisata yang bertugas memberi petunjuk dan informasi yang diperlukan oleh para wisatawan.
Peranan pramuwisata dalam usaha membuat wisatawan betah tingga di suatu daerah sangat besar. Kebutuhan pramuwisata yang professional pada saat pemulihan bidang pariwisata nasional sangat besar. Pramuwisata adalah seseorang yang memberi pnjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkenjung pada suatu obyek, tempat atau daerah wisata tertentu (Suwantoro 1997:13). Dalam kegiatan olahraga pariwisata seorang paramuwisata mempunyai tugas pokok yaitu membuat wisatawan merasa nyaman dan aman berada di daerah tujuan wisata. Menurut Kesrul (2004:3) Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memimpin pelaksanaan suatu kegiatan wisata dari persiapan sampai dengan membimbing, menjelaskan, memberi rasa aman serta membantu peserta wisata. Seorang pramuwisata adalah orang yang dipercaya untuk memperkenalkan negaranya dengan segala konsekuensinya. Dalam memperkenalkan atau memandu kegiatan wisata seorang pramuwisata dituntut sempurna, sehingga seorang pramuwisata di anggap seorang yang mewakili negara atau daerah yang sedang di kunjungi oleh para wisatawan.

2.2. Olahraga.
Kegiatan keolahragaan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan –kegiatan  lainnya serta hidup masyarakat sehari-hari. Dewasa ini kegiatan olahraga dan kegiatan lainya merupakan kesatuan yang tidak dapat dilepaskan satu sama lainya. Kegiatan olahraga dewasa ini merupakan hal yang sangat menarik jika dikelola dengan baik dan profesional , tidak terkecuali dalam kegiatan pariwisata.
Olahraga pada jaman sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi oleh manusia karena olahraga selain dapat membuat badan bugar dan juga jika olahraga dikelola dengan profesional  merupakan idustri yang menghasilkan uang yang cukup banyak atau dengan kata lain jika olahraga dikelola dengan baik merupakan mata pencaharian yang cukup menjanjikan. Untuk bisa melaksanakan aktifitas olahraga dengan baik faktor yang tidak boleh dilupakan adalah kemauan dari diri sendiri untuk melaksanakan olahraga.  Oahraga merupakan aktifitas dari manusia yang dilakukan dengan senang dan tanpa ada pemaksaan dari orang lain (Santosa 1998). Dasar kegiatan olahraga adalah gerak  jasmani sehingga jalan, makan, merayap merupakan dasar dari gerak jasmani. (Sukintaka  1999:20).
Inti dari kegiatan olahraga adalah aktivitas bermain yang dilombakan dan dipertandingkan. Pada kegiatan bermain ditanamkan jiwa kompetisi yang dilandasi sportifitas, kejujuran dan fair play, untuk itu olahraga tidak membedakan jenis kelamin, usia, suku ,ras , agama dan golongan. Siapapun diperbolehkan melakukan aktifitas olahraga. Jika olahraga tersebut mengandung resiko yang tinggi dianjurkan untuk menggunakan alat bantu yang sesuai dengan standar minimal keselamatan. Menurut Sukintaka ( 2001) olahraga merupakan kegiatan yang terorganisir dengan baik atau merupakan  atau kegiatan yang bersifat kompetitif. Hal ini bisa kegiatan yang bersifat menjelajahi alam terbuka ataupun kegiatan jasmani yang dilaksanakan di perairan. Kegiataan olahraga sangat erat hubungannya dengan kaktifitas jasmani.
Aktifitas olahraga  dapat dilakukan oleh semua umur dan jenis kelamin, olahraga adalah setiap kegiatan fisik yang mengadung sifat permainan dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan unsur – unsur alam. Olahraga sebagai sarana latihan kepemimpinan. Hakikat kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mau bertindak dan bersikap sesuai dengan kehendak pemimpin dalam mencapai suatu tujuan. Kegunaan olahraga sebagai sarana untuk memperbaiki fisik dan mental sudah tidak diragukan lagi asal dilakukan dengan benar, teratur dan terprogram. 
2.3.  Pariwisata,
Pariwisata pada saat sekarang ini juga sudah merupakan industri yang cukup menjanjikan karena faktor –faktor pendukung dalam pariwisata cukup komplek mulai dari alam sumber daya manusia dan infrastrukur dsb. Pariwisata  adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pernguasahan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut  (Kodyat 1992). Sedangkan menurut Undang-Undang No 9 Tahnu 1990 tentang kepariwisataan sepert yang dikutip Suyitno ( 1999) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikamti objek dan daya tarik wisata. Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh yang berusuia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat dilaksanakan oleh semua umur dan jenis kelamin karena kegiatan ini tidak ada pedoman khusus yang membatasi jenis kelamin dan umur peserta. Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya (Marpaung, 2002). Kepergian wisatawan kesuatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi  kemajuan dunia pariwisata antara lain sangat tergantung dari keamanan negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus apapun obyek wisata dan sekomplet apapun infraksrukur yang ada jika keamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada dinegara yang bersangkutan tidak akan berkembang. Kegiatan pariwisata pada umunya adalah kegiatan rekreasi yang tidak menghasilkan uang untuk pelakunya. Menurut Gamal Suwantoro ( 1997) Perjalanan wisata yaitu sebagia suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggal karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Sedangkan menurut Nuriata (1999) pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Usaha peningkatan jumlah kunjungan yang datang ke suatu daerah maka ketersediaanya sarana pendukung merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi, misalnya: Transportasi, akomodasi, komunikasi dan  sarana kesehatan yang memadai. 

BAB III

PEMBAHASAN

Kegiatan pariwisata khususnya olahraga tidak bisa lepas dari adanya seorang guide atau sering disebut pramuwisata yang profesional. Seorang pramuwisata bisa di kategorikan profesional jika pramuwisata tersebut di didik secara aksdemisi maupun  praktisi, ahli dalam bidangnya dan adanya oragnisasi yang memayungi pekerjaannya. Pramuwisata di  bidang olahraga pariwisata dewasa ini sangat diperlukan, karena seorang pramuwisata dalam olahraga mempunyai peranan yang sangat besar. Salah satu tugas utama dalam tugas seorang pramuwisata olahraga merancang dan membimbing para wisatawan yang menikmati olahraga khususnya di obyek wisata, sehingga para wisatawan dan leluasa menikmati dan aman dalam melakukan aktifitas di obyek wisata.
Pramuwisata olahraga adalah seseorang yang benar-benar memahami karakter olahraga wisata, hal ini tidak boleh dianggap sebelah mata oleh para pengusaha wisata. Kemampuan seorang pramuwisata yang handal dan professional sangat ditentukan oleh pendidikan yang dia peroleh baik secara akademisi maupun secara praktisi. Pendidikan seorang pramuwisata olahraga sangat diperlukan dewasa ini, karena jika pendidikan secara formal telah dipenuhi dengan baik maka di Indonesia dan Bali pada khususnya akan tersedia pramuwisata olahraga yang professional.
Usaha Pengembangan olahraga wisata sebagai salah satu komponen pokok yang ada dalam usaha pengembangan pariwisata Nasional harus cepat di tindak lanjuti oleh komponen pariwisata yang ada di Indonesia. Keberadaan pramuwisata olaharga sebagai komponen pokok yang harus segera diatasi secepatnya.
Pengusaha wisata yang khusus mengelola olahraga sebagai usaha utama pada saat sekarang ini hanya banyak merekrut para pramuwisata alami, artinya pramuwisata yang ada dilapangan sebagian besatr adalah masayuarkat sekitar yang hanya dididik khususnya bagaimana berkomunikasi dengan wisatawan, sedangkan aspek keahlian olahraga hanya didapat secara otodidak. Kemamnpuan seorang pramuwisata olahraga jika segera ditingkatkan bukan mustahil olahraga wisata di suatu saat dapat merupakan hal yang menjanjikan.


















BAB IV

PENUTUP


4.1. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pramuwisata bidang olahraga di Indonesia harus mendapat perhatian yang besar dari semua komponen pelaku pariwisata
2.      Pendidikan formal yang khusus mendidik para pramuwisata harus merata di seluruh wilayah Indonesia
3.      Dibutuhkanya tenaga pramuwisata olaharga yang professional di daerah tujuan wisata
4.2.   Saran  
1.      Olahraga pariwisata harus segera dioptimalkan karena negara kita mempunyai karakteristik alam yang mendukung.
2.      Pengembangan olahraga pariwisata harus diikuti dengan ketersediaanya pramuwisata yang profesional. 










DAFTAR PUSTAKA
Sukahar Anthon (1995). Ekosistem Pesisir Karakteristik Dan Prospeknya Untuk Pembangunan Kepariwisataan alam. Makalah

Suwantoro Gamal (1997) Dasar- Dasar Kepariwisataan. Andi Yogyakarta
Santoso Indra (1998). Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Pustaka Dua. Surabaya
Kesrul (2004) Panduan Praktis Pramuwisata Profesional. Graha Ilmu. Yogyakarta
 Kodyat M (1999). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yudistira Bandung
Yoeti Oka. A. (1991). Penuntun Praktis Pramuwisata Profesional. Angkasa. Bandung
Tandjung Shalihuddin Djalal Shalihuddin Djalal (1995). Ekosistem Laut, Potensi Dan Masalahnya Untuk Kepariwistaan Alam. Makalah.

Sukintaka (1999) Jurnal Majalah Olahraga. FPOK IKIP Yogykarta
Sukintaka (2004). Teori Pendidikan Jasmani. Nuansa Cendekia. Bandung
Suyitno (1999). Perencanaan Wisata. Kanisius. Yogyakarta
Nurita Tata (1999) Perencanaan Perjalanan Wisata Depdikbud. Jakarta










SEJARAH SPORT TOURISM INDONESIA



SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA PARIWISATA
(SPORT TOURISM)
SYARIF HIDAYAT


A.    Pendahuluan
Pariwisata pada saat sekarang ini merupakan industri yang cukup menjanjikan secara nilai ekonomi. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk penguasahan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Kodyat, 1992).  Sedangkan menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah tentang sedangkan menurut Suyitno (1999), wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikamti objek dan daya tarik wisata.
Beberapa pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa kegiatan pariwisata sudah merupakan aktifitas yang dilakukan secara sukarela tetapi harus tetap mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.  Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh yang berusia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat dilaksanakan oleh semua umur dan jenis kelamin karena kegiatan pariwisata  tidak  membatasi jenis kelamin dan umur peserta.
Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan ke luar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, ke luar dari tempat kediamannya (Marpaung, 2002). Kepergian wisatawan kesuatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi  kemajuan dunia pariwisata antara lain sangat tergantung dari keamanan negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus apapun obyek wisata dan sekomplet apa pun infraksrukur yang ada jika keamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada di negara yang bersangkutan tidak akan berkembang.
Kegiatan pariwisata sudah ada sejak dulu. Tercatat dalam sejarah bahwa bapak pariwisata adalah Marcopolo yang melilingi dunia dengan kapal layar pada tahun 1254-1374 masehi berangkat dari benua Eropa ke Tiongkok dan kembali lagike Venesia(Suwantoro 1997). Selanjutnya pada permulaan abad ke-14, tepatnya hari selasa tanggal 14 Juni 1324, ia berangkat seorang diri dari AfrikaUtara menuju Mekkah dan Madinah, ia menyebut sebagai The First Traveller of Islam.
Dari tahun ke tahun kegiatan wisata terus berkembang. Kegiatan wisata bisa di bagi beberapa tujuan antara lain: wisata budaya, wisata belanja, wisata kesehatan, wisata riset dan wisata dengan minat khusus khususnya wisata olahraga. Dalam makalah ini mencoba akan dibahas tentang perkembangan wisata minat khusus olahraga

B.     Pembahasan
1.      Pengertian Pariwisata
Pariwisata  adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Kodyat 1992).
Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh yang berusuia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat dilaksanakan oleh semua umur dan segala jenis kelamin, karena kegiatan ini tidak ada pedoman khusus yang membatasi jenis kelamin dan umur peserta. Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya.
 Kepergian wisatawan ke suatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata sangat tergantung dari keamanan dan kenyamanan, negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus apapun obyek wisata dan sekomplet apapun infraksrukur yang ada jika keamanan dan kenyamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada dinegara yang bersangkutan tidak akan berkembang.
Kegiatan pariwisata pada umunya adalah kegiatan rekreasi yang tidak menghasilkan uang untuk pelakunya. Menurut Suwantoro ( 1997) Perjalanan wisata yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggal karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.  Sedangkan menurut  Nuriata ( 1999) pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Usaha peningkatan jumlah kunjungan yang datang ke suatu daerah maka ketersediaanya sarana pendukung merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi, misalnya: Transportasi, akomodasi, komunikasi, pramuwisata dan  sarana kesehatan yang memadai.
Menurut Lakoni yang dikutip oleh Fandeli (1995) Pariwisata adalah sektor yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapat negara dan masyarakat. Pembangunan yang terus-menerus dilakukan terhadap sektor pariwisata akan terus mengangkat sektor-sektor ekonomi lainnya.
Menurut Djulianto Susantio (www.sinarharapan.com)Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan, tugas dan berziarah.
Spillane yang di kutip Djulianto Susantio  membagi pariwisata atas enam jenis khusus, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga, pariwisata untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi. Berkaitan dengan pariwisata olahraga dibagi 2 yaituyang bersifat pasif  seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games. Olahraga pariwisata yang bersifat aktif seperti yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.
2.      Pengertian Olahraga Pariwsata
Olahraga Pariwisata adalah menjadikan olahraga sebagai tujuan utama untuk berwisata. Perkembangan dewasa ini sektor olahraga pariwisata  sangat berkembang pesat, salah satu hal yang perlu dikembangkan adalah jenis wisata alam, dimana wisata alam mengajak para wisatawan mengunjungi tempat yang memiliki pemandangan atau keindahan alam mempesona dan memiliki daya tarik untuk dijelajahi dan dinikmati , Kegiatannya antara lain menyusuri sungai atau arung jeram (rafting), mendaki gunung dan merambati hutan, bersepeda (cycling), menyelam (diving), berselancar (surfing). Menurut Toho (2013)  olahraga pariwisata adalah semua kegiatan aktif dan pasif dalam olahraga atau partisipasi secara informal dan terorganisasi  bukan komersial/bisnis dan harus meninggalkan rumah atau tempat kerja.
Perkembangan pariwisata saat ini ternyata belum sepenuhnya di sadari oleh para pelaku bisnis pariwisata di Indonesia padahal selama ini banyak negara yang sudah menawarkan paket wisata dengan minat khusus antara lain wisatawan dengan minat penjelajahan hutan atau tracking, diving, surfing, cycling dsb. Pergeseran pola wisata tersebut, berlangsung pada dua dekade belakangan. Dari pola wisata mass tourism ke grup kecil dan wisatawan individual.
Aktifitas manusia modern sekarang ini tidak cukup untuk  olahraga yang dilakukan dengan tujuan kebugaran semata akan tetapi olaharga yang bertujuan untuk rekreasi sangat pesat perkembangannya. Pada saat melakukan olahraga pariwisata sangat dibutuhkan kemampuan dari pelaku dan pengelola untuk bisa mengemaskan dengan baik. Menurut Fandeli ( 1995:146) Wisata dengan berolahraga yakni merupakan sensasi tersendiri apabila tantangan tersebut dapat berakhir dengan kesuksesan. Dalam usaha pelaksanaan kegiatan olahraga yang dilakukan di alam terbuka faktor keselamatan merupakan hal pokok yang harus diperhatikan oleh pelaku maupun penyelenggara.
Aktifitas olahraga di alam terbuka  pada saat sekarang ini telah merupakan salah satu komoditi pariwisata yang mampu membuat wisatawan lebih lama tinggal di suatu  daerah tujuan wisata. Kegiatan olahraga wisata yang dilakukan di suatu daerah tidak bisa disamakan dengan daerah satunya. , hal ini disebabkan oleh kondisi alam dan fisiografi yang berbeda ( Fandeli 1995:148). Struktur aktifitas olahraga yang bertujuan untuk berwisata terus mengalami perubahan. Menurut Smith yang dikutip oleh Fandeli (1995:148) berjalan (Tracking) dan bersepeda (Cycling) berada pada urutan teratas. Pengembangan olahraga pariwisata jika dikembangkan Di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar, hal ini dikarenakan potensi wisata dapat dikembangkan relatif tak terbatas bagi daerah tropika kepulauan. Karakteristik wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau sangat memungkinkan untuk dikembangkan olahraga pariwisata sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada.


Potensi alam di Indonesia merupakan modal dasar untuk dikembangkan olahraga wisata berbasis alam.Wilayah Indonesia yang terdiri dari laut, daratan dan pegunungan merupakan modal alam yang sangat besar untuk dikembangan jenis wisata olahraga.
Berkaitan dengan karakteristik setiap daerah berbeda, sudah barang tentu tidak semua daerah dapat menyelenggarakan setiap jenis pariwisata olahraga. Berbicara tentang dunia pariwisata maka nama Bali tidak mungkin ditinggalkan. Khusus untuk Bali cocok dikembangkan wisata olahraga tanpa menghilangkan roh pariwisata Bali yang berbasis budaya (kearifan lokal). Bali dikenal di seantero belahan dunia dengan keindahan alam dan budaya. Alam dan budaya Bali sampai saat sekarang masih mampu mempesona para wisatawan, alam Bali yang terdiri dari laut, gunung, danau, hutan dan panorama alam yang masih asri merupakan modal besar untuk pengembangan jenis wisata olahraga.
Wilayah Indonesia khususnya Bali yang terdiri dari gunung, laut dan dataran rendah sangat memungkinkan untuk dikembangkan jenis wisata olahraga. Dewasa ini kedatangan para wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata tidak hanya sekedar menikmati alam dan budaya yang ada, akan tetapi wisatawan ingin melakukan aktifitas fisik (olahraga). Keanekaragaman ekosistem dalam kawasan hutan tropika yang terdapat di hampir 18.000 pulau di Indonesia, sangat menjanjikan untuk ekowisata dan wisatawan minat khusus (fadeli dalam www. Pikiran rakyat.com).
 Wisman asal Eropa selama berkunjung di Indonesia pada umumnya ingin menikmati jenis wisata minat khusus seperti pantai (bahari) maupun petualangan alam, yang banyak tersebar di berbagai daerah tujuan wisata di tanah air. Potensi kita untuk menjual produk wisata minat khusus ini sangat besar. Namun, persoalan yang kita hadapi untuk memberikan informasi mendalam mengenai produk-produk itu masih kurang (www.budpar.go.id).
3.      Sejarah Olahraga Pariwisata
Olahraga dan pariwisata adalah gabungan aktifitas yang sangat menguntungkan jika digabungkan, banyak hal positif yang bisa di daptakan dari kegiatan olahraga pariwisata. Sejarah kegiatan olahraga pariwisata ini muncul pertama kali di swis dengan aktifitas ski menggunakan kekayaan alam berupa pegunungan es pada abad ke-19 (Pigeassou  dalam Jurgen Schwark 2007) pada tahun 90 an di Jerman mulai dikembangkan hubungan olahraga dan pariwisata khususnya golf. Perkembangan olahraga pariwasata ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh media dalam peliputan olahraga, sehingga olahraga semakin menarik bagi industri pariwisata.
Pada awal tahun 1966, International Council of Sport dan Pendidikan Jasmani mengadakan konferensi internasional pertama dengan judul "Sport et Tourisme", yang berlangsung di Bled, Yugoslavia. Dalam beberapa tahun terakhir, perkumpulan akademisi yang lebih luas mengadakan konferensi dan konvensi telah terjadi pada bidang olahraga dan pariwisata, atau pariwisata olahraga. Organisasi Pariwisata Dunia (WTO), bersama-sama dengan IOC, menjadi tuan rumah kongres internasional dengan judul "Olahraga dan Pariwisata: Dunia 1 Konferensi di Madrid pada tahun 2001, kemudian yang ke-2 The AIEST diselenggarakan kongres pada subjek olahraga dan pariwisata di Athena pada tahun 2003, dan menjelang Olimpiade 2004 komite olahraga pariwisata internasional mengadakan  "Pra Konferensi Olimpiade pada pariwisata olahraga "di Rhodes pada tahun 2004 (Jurgen Schwark 2007). 
Perkembangan yang telah terjadi,jika dulu pariwisata hanya dilakukan oleh usia 50 tahun keatas, akhir-akhir ini umur 30 an telah banyak melakukan kegiatan wisata karena didorong untuk melakukan olahraga pariwisata. Pola pikir yang berkembang saat ini adalah kegiatan wisata lebih besar manfaatnya jika dilakukan dengan olahraga. Perkembangan olahraga di sela aktifitas wisata tidak hanya dilakukan oleh eksekutif atau pengusaha. Olahraga pariwsata mampu menembus semua lapisan masyarakat dunia. Berbicara tentang sejarah pariwisata di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Bali. Bali merupakan pioner dunia pariwisata di Indonesia.
Pada 1924 wisatawan secara khusus datang ke Bali setelah dibuka suatu pelayaran mingguan antara Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya singgah di Buleleng (Pelabuhan Singaraja) baru kemudian ke Makassar. Pemrakarsanya adalah KPM (maskapai pelayaran kerajaan) bersedia menerima penumpang di atas kapal-kapal .Sebelumnya kapal-kapal itu mengangkut kopra, kopi, sapid an terutama babi. Jalur pelayaran ini akhrinya bernama Bali Express. Data-data yang pertama dikeluarkan Official Tourist Bureau pada 1924 yang mencatat 213 pelancong yang datang ke Bali. Jumlah wisartawan terus meningkat secara teratur. Pada 1926 menurut Majalah Tourism in Netherlands East Indies edisi 8 Februari 1927 sebanyak 480 wisatawan mengunjungi Bali. Selama Januari 1927terdapat 32 wisatawan yang sudah mengunjungi Bali untuk ke 18 kalinya pada periode yang sama (http://sejarah.kompasiana.com/2013/03/04/sejarah-bali-1914-1950-an-1-dari-pariwisata-eksotis-ke-nasional-) .
Perkembangan pesat olahraga pariwisata Bali terjadi pada tahun 70-an, ketika peselancar menemukan banyak ombak di pulau ini yang sangat bagus digunakan untuk berselancar. Peselancar ini secara tidak langsung mempromosikan pariwisata di tahun 1970 (http://www.water-sport-bali.com/pariwisata-bali/).
Selain pantai alam trofis pulau Bali meliputi gunung, bukit, sawah, dasar laut dan sungai semuanya menawarkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Oleh sebab itu, begitu banyak media internasional yang menyebutkan pulau Bali, sebagai tujuan wisata beriklim trofis, yang paling diminati oleh wisatawan untuk berolahraga.
Description: pantai kuta bali 1970
Sumber Foto: Beritabali.com
Selain berselancar di pantai, aktivitas Bali water sport seperti Parasailing, Jet Ski dan Banana Boat menjadi data tarik tersendiri bagi wisatawan. Tempat aktivitas water sport di Bali terbesar terdapat di pantai Tanjung Benoa. Setiap harinya pantai Tanjung Benoa, ramai dikunjungi oleh para wisatawan untuk bermain Bali water sport.
Selain water sport di Tanjung Benoa, olah raga air yang juga sering dicari oleh wisatawan manca negara dan domestik adalah Bali rafting. Untuk rafting di Bali sungai yang digunakan adalah sungai Ayung dan sungai Telaga Waja. Dewasa ini pengusaha atau istilah di lapangan adalah operator yang mengelola wisata olahraga rafting sudah mencapai puluhan yang ada di  aliran sungai Ayung.
 Selain itu Olahraga berbasis alam yang sudah berkembang di Bali adalah diving. Jenis wisata ini mampu memikat wisatawan untuk datang ke Bali. Perkembangan jenis wisata ini sangat pesat. Lokasi diving hampir tersebar di semua wilayah Bali.
Mulai tahun  2000 an perkembangan wisata olahraga tirta sangat berkembang pesat ditandainya satu komplek di tanjung benoa sebagai pusat wisata tirta di Bali. Tanjung Benoa menawarkan sensasi tersendiri tentang wisata olahraga tirta.
Infrastruktur pariwisata yang baik akan membantu dalam peningkatan tingkat kunjungan karena membantu wisatawan dalam menentukan  sikap pada saat memilih tujuan wisata serta menentukan bentuk kegiatan yang akan dilakukan (Choi, dkk; 2012). Sehingga menentukan bentuk layanan serta para tenaga professional merupakan hal yang harus di siapkan.

C.    Penutup

1.      Simpulan
a.       Perkembangan wisata minat khusus di Indonesia sangat pesat
b.      Olahraga pariwisata jika di kelola dengan profesional merupakan lahan bisnis baru
2.      Saran
a.       Penyiapan insfrastruktur harus baik
b.      Pramuwisata olahraga harus disiapkan dengan baik
c.       Perlunya regulasi dari pemerintah untuk mengatur bidang ini




Daftar Pustaka
Choi,Soojin.,Leht, Xinran Y.,  Morrison,Alastair M.,and Jang,SooCheong (Shawn).,(2012). Structure of Travel Planning Processesand Information Use Patterns.Journal of Travel Research.51(1) 26–40. SAGE PublicationsReprints and permission:sagepub.com/journalsPermissions.nav. DOI: 10.1177/0047287510394191. http://jtr.sagepub.com.

http://www.sinarharapan.com
http://www. Pikiran rakyat.com
Jürgen Schwark European Journal for Sport and Society 2007, 4 (2), 117-132

Kesrul (2004) Panduan Praktis Pramuwisata Profesional. Graha Ilmu. Yogyakarta

Kodyat (1999). Pengantar Ilmu Pariwisata

Loukaitou-Sideris, Anastasia.andSoureli, Konstantina. (2012) Cultural Tourism as an EconomicDevelopment Strategy for EthnicNeighborhoods Economic Development Quarterly.26(1) 50–72. Reprints and permission:sagepub.com/journalsPermissions.nav. DOI: 10.1177/0891242411422902. http://edq.sagepub.com

Marpaung (2002). Pengetahuan kepariwisataan. Alfabeta. Bandung.

Nurita, Tata (1999). Perencanaan Perjalanan Wisata. Depdikbud. Jakarta

Sukahar, Anthon (1995). Ekosistem Pesisisr Karakteristik dan Prospeknya untuk Pembangunan Kepariwisataan Alam. Makalah

Suwantoro, Gamal (1997). Dasar-Dasar Kepariwisataan. Andi. Yogyakarta
Tanjung (1995). Ekosistem Laut, Potensi dan Masalahnya untuk Kepariwisataan Alam. Makalah

Mutohir, T. C.,( 2013).  Pembangan  Olahraga Rekreaasi Sebagai Industri. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penggerak Olahraga Rekreasi Tingkat Provinsi Tahun 2013 di Denpasar, Bali tanggal 21—23 November 2013