MEDIA KOMUNIKASI DALAM MEMPERKAYA KAJIAN ILMU KEOLAHRAGAAN INDONESIA
syarif UNDIKSHA Bali
- syarif hidayat
- dosen fakultas olahraga dan kesehatan Undiksha yang mulai menfokuskan untuk pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia
Jumat, 16 Desember 2016
aktifitas pengembangan eco sport tourism "trekking" berlandaskan kearifan lokal di Buleleng Bali
dosen fakultas olahraga dan kesehatan Undiksha yang mulai menfokuskan untuk pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia
Minggu, 06 November 2016
PRAMUWISATA OLAHRAGA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Kunjungan wisatawan yang datang ke
Indonesia pada saat sekarang ini mulai menunjukkan grafik peningkatan. Hal ini
dapat dilihat pada jumlah kunjungan dan lama
ke daerah wisata di Indonesia khususnya Bali terutama pasca bom Bali
yang terjadi pada bulan Oktober tahun 2002. Banyak alasan mengapa para
wisatawan berkunjung ke tujuan wisata khususnya Indonesia alasan salah satunya
adalah karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan keaneka ragaman alam
dan budaya. Keaneka ragaman alam dan budaya
merupakan modal awal yang sangat menjanjikan dimasa sekarang dan masa
yang akan datang, khususnya dalam dunia pariwisata jika semua ini dijaga dengan
baik.
Ke aneka
ragaman alam dan budaya Indonesia sudah dikenal diseluruh dunia sejak dulu,
sehingga negara Indonesia merupakan salah satu tujuan berwisata bagi mereka.
Perkembangan peradapan dan tingkat sosial masyarakat modern sekarang ini juga
berakibat pada kunjungan para turis manca negara pada saat sekarang ini.
Kunjungan wisatawan manca negara sekarang ini tidak hanya sekedar menikmati keindahan alam kita
yang masih asri, tetapi mereka juga melakukan aktifitas jasmani dialam yang ada di negara kita, alasan kedatangan wisatawan datang ke
negara kita negara Indonesia sebagai negara yang kaya akan keindahan alam yang
masih asri. Kedatangan wisatawan pada saat sekarang ini ada beberapa tujuan
yang mendasari antara lain wisatawan dengan minat khusus ke negara kita pada saat sekarang ini.
Kedatangan
para wisatawan tersebut harus kita sikapi dengan positif dan dengan tangan yang
terbuka, antara lain dengan sikap masyarakat yang ramah dan bersahabat, menjaga
alam dan budaya agar tetap alami serta yang tidak kalah pentingnya adalah
pembangunan infrastruktur dan pemandu wisata atau dalam dunia pariwisata sering
disebut pramuwisata (Guide) kepariwisataan yang memadai. Pramuwisata merupakan
ujung tombak dalam pengembangan wisata Indonesia.
Perkembangan peradapan dewasa ini
wisatawan yang datang kesuatu daerah tujuan tidak hanya untuk menikmati
keindahan alam, budaya, adat bahkan
banyak wisatawan yang datang dengan minat khusus. Hal itu diiringi dengan minat
wisatawan berkunjung ke suatu daerah wisata tidak hanya menikmati akan tetapi
lebih dari itu yaitu mencoba hal yang lain salah satunya dengan melakukan olahraga. Macam olahraga pariwisata
sangat berbeda, karena tujuan dari melakukan olahraga pariwisata pada umumnya
bukan untuk prestasi akan tetapi untuk melakukan rekreasi atau refresing. Usaha
untuk mendukung olahraga sebagai
pendukung pariwisata di Indonesia maka ketersedian pramuwisata bidang
olahraga yang profesional sudah tidak
bisa ditawar lagi. Pramuwisata profesional pada perkembangan pariwisata
sekarang ini merupakan hal pokok yang harus tersedia di setiap bidang olahraga
khususnya olahraga pariwisata.
Alam
Indonesia yang masih asri dan penuh dengan keindahan sangat cocok dikembangkan
jenis olahraga pariwisata ini. Perkembangan yang cukup menarik dalam dunia
pariwisata Indonesia adalah semakin
tumbuhnya wisatawan dengan minat khusus (Tandjung 1995). Wisatawan dengan minat
khusus ini juga harus di terus di perhatikan oleh para pelaku bisnis pariwisata
dan juga oleh pemerintah. Pada saat sekarang ini ketersediaan paramuwisata
profesional bidang olahraga disetiap daerah tujuan wisata sangat minim, hal ini
bisa diamatinya paramuwisata yang ada di daerah tujuan wisata dengan minat
khusus (tracking, cycling, dsb) sangat minim.
Wisatawan dengan minat khusus antara lain
adalah mencoba tantangan baru yaitu menelusuri daerah yang belum terjamah oleh
manusia. Menurut Tandjung (1995)
wisatawan biasanya tertarik pada daerah-daerah yang belum banyak terjamah oleh
banyak manusia seperti gua-gua, sungai arus deras, karang laut.
Wisatawan
dengan minat khusus ini salah satu hal yang dilakukan adalah olahraga. Olahraga
sebagai salah satu produk wisata yang sangat menjanjikan, salah satunya adalah olahraga bahari, saat ini pariwisata
bahari merupakan komponen dominan dalam industri pariwisata Indonesia ( Sukahar
1999) Antara lain: menyelam ( Diving )
ini banyak tempat yang bisa dilaksanakan antara lain Bali, Sulawesi, Maluku dan
Sumatera, jenis olahraga ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia karena
kondisi alam Indonesia yang merupakan negara kepuluan dimana wilayah Indonesia
62 % berupa lautan (Tandjung 1995). Olahraga
arung jeram ( rafting ) ini bisa dikembangkan hampir diseluruh wilayah
Indonesia karena sungai di wilayah indonesia pada umunya mempunyai karateristik
yang sangat cocok untuk melaksanakan olahraga ini.
Olahraga jalan susur hutan ( Jugle tracking) olahraga
ini adalah olahraga yang murah meriah akan tetapi jika dilaksanakan di alam
yang penuh dengan keindahan dan keasrian alamnya maka olahraga ini juga sangat
diminati oleh para wisatawan , olahraga ini tidak mengenal usia yang penting
mempunyai badan sehat. Olahraga
bersepeda ( Cycling ) khususnya sepeda gunung sekarang lagi mengalami
peningakatan dalam hal ini jumlah penggemar hal ini bisa diamati dari kegiatan
sepeda santai yang selalu diikuti oleh ratusan peserta dan jika hal ini
dikelola dengan baik maka olahraga ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia.
Olahraga Ski air ( Surfing), tidak semua wilayah Indonesia cocok untuk olahraga
ini karena olahraga ini memerlukan
karakteristik alam yang jelas yaitu
pantai yang mempunyai ombak yang lantai dan kondisi pasir yang halus tidak
berkarang dan berpalung. Seorang pramuwisata yang profesional bidang olahraga
harus memahami karakteristik alam yang akan di jadikan obyek pengembangan
wisata.
Dari
latar belakang diatas maka perlu penyiapan khusus mengenai pramuwisata (gauide)
untuk wisatawan minat khusus yaitu pramuwisata dibidang olahraga.
1.2.Rumusan masalah.
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: Apakah diperlukannya pramuwisata yang profesional
dibidang olahraga pariwisata ?.
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini adalah:
1.
Untuk
membuka wawasan bahwa perlunya pramuwisata untuk bidang olahraga pariwisata di Indonesia
2.
Memberi
gambaran bahwa peluang untuk menjadi pramuwisata untuk bidang olahraga
pariwisata masih sangat terbuka
1.4.Manfaat.
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini
adalah:
1.
Memberikan
gambaran yang nyata tentang perlunya pramuwisata profesional dibidang olahraga
pariwisata.
2.
Membuka
wawasan bagi penulis maupun pembaca bahwa pramuwisata untuk bidang olahraga pariwisata sangat
diperlukan di Indonesia sehingga kegiatan olahraga pariwisata di Indonesia
dapat berkembang.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian dan
batasan Pramuwisata
Profesi pramuwisata pada saat sekarang ini
merupakan alternatif pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian dari para
pelaku bisnis pariwisata. Pramuwisata adalah seseorang yang dibayar untuk
menemani wisatawan untuk mengunjungi, melihat dan menyaksikan obyek dan atraksi
wisata ( Yoeti 1991). Sedangkan menurut
Santoso (1998) pramuwisata adalah
petugas pariwisata yang bertugas memberi petunjuk dan informasi yang diperlukan
oleh para wisatawan.
Peranan pramuwisata dalam usaha membuat wisatawan betah tingga di suatu
daerah sangat besar. Kebutuhan pramuwisata yang professional pada saat
pemulihan bidang pariwisata nasional sangat besar. Pramuwisata adalah seseorang
yang memberi pnjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya
tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka
berkenjung pada suatu obyek, tempat atau daerah wisata tertentu (Suwantoro
1997:13). Dalam kegiatan olahraga pariwisata seorang paramuwisata mempunyai
tugas pokok yaitu membuat wisatawan merasa nyaman dan aman berada di daerah
tujuan wisata. Menurut Kesrul (2004:3) Pramuwisata adalah seseorang yang
bertugas memimpin pelaksanaan suatu kegiatan wisata dari persiapan sampai
dengan membimbing, menjelaskan, memberi rasa aman serta membantu peserta
wisata. Seorang pramuwisata adalah orang yang dipercaya untuk memperkenalkan
negaranya dengan segala konsekuensinya. Dalam memperkenalkan atau memandu
kegiatan wisata seorang pramuwisata dituntut sempurna, sehingga seorang
pramuwisata di anggap seorang yang mewakili negara atau daerah yang sedang di
kunjungi oleh para wisatawan.
2.2. Olahraga.
Kegiatan keolahragaan tidak dapat
dilepaskan dari kegiatan –kegiatan
lainnya serta hidup masyarakat sehari-hari. Dewasa ini kegiatan olahraga
dan kegiatan lainya merupakan kesatuan yang tidak dapat dilepaskan satu sama
lainya. Kegiatan olahraga dewasa ini merupakan hal yang sangat menarik jika
dikelola dengan baik dan profesional , tidak terkecuali dalam kegiatan
pariwisata.
Olahraga pada jaman sekarang ini telah
menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi oleh manusia karena olahraga selain
dapat membuat badan bugar dan juga jika olahraga dikelola dengan
profesional merupakan idustri yang
menghasilkan uang yang cukup banyak atau dengan kata lain jika olahraga
dikelola dengan baik merupakan mata pencaharian yang cukup menjanjikan. Untuk
bisa melaksanakan aktifitas olahraga dengan baik faktor yang tidak boleh
dilupakan adalah kemauan dari diri sendiri untuk melaksanakan olahraga. Oahraga merupakan aktifitas dari manusia yang
dilakukan dengan senang dan tanpa ada pemaksaan dari orang lain (Santosa 1998).
Dasar kegiatan olahraga adalah gerak
jasmani sehingga jalan, makan, merayap merupakan dasar dari gerak
jasmani. (Sukintaka 1999:20).
Inti dari kegiatan olahraga adalah
aktivitas bermain yang dilombakan dan dipertandingkan. Pada kegiatan bermain
ditanamkan jiwa kompetisi yang dilandasi sportifitas, kejujuran dan fair
play, untuk itu olahraga tidak membedakan jenis kelamin, usia, suku ,ras ,
agama dan golongan. Siapapun diperbolehkan melakukan aktifitas olahraga. Jika
olahraga tersebut mengandung resiko yang tinggi dianjurkan untuk menggunakan
alat bantu yang sesuai dengan standar minimal keselamatan. Menurut Sukintaka (
2001) olahraga merupakan kegiatan yang terorganisir dengan baik atau merupakan atau kegiatan yang bersifat kompetitif. Hal
ini bisa kegiatan yang bersifat menjelajahi alam terbuka ataupun kegiatan
jasmani yang dilaksanakan di perairan. Kegiataan olahraga sangat erat
hubungannya dengan kaktifitas jasmani.
Aktifitas olahraga dapat dilakukan oleh semua umur dan jenis
kelamin, olahraga adalah setiap kegiatan fisik yang mengadung sifat permainan
dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau dengan orang lain atau
konfrontasi dengan unsur – unsur alam. Olahraga sebagai sarana latihan
kepemimpinan. Hakikat kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mau bertindak dan bersikap sesuai dengan kehendak
pemimpin dalam mencapai suatu tujuan. Kegunaan olahraga sebagai sarana untuk
memperbaiki fisik dan mental sudah tidak diragukan lagi asal dilakukan dengan
benar, teratur dan terprogram.
2.3.
Pariwisata,
Pariwisata pada saat sekarang
ini juga sudah merupakan industri yang cukup menjanjikan karena faktor –faktor
pendukung dalam pariwisata cukup komplek mulai dari alam sumber daya manusia
dan infrastrukur dsb. Pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pernguasahan obyek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Kodyat 1992). Sedangkan menurut
Undang-Undang No 9 Tahnu 1990 tentang kepariwisataan sepert yang dikutip
Suyitno ( 1999) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikamti objek dan daya tarik wisata. Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak
hanya dilakukan oleh yang berusuia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat
dilaksanakan oleh semua umur dan jenis kelamin karena kegiatan ini tidak ada
pedoman khusus yang membatasi jenis kelamin dan umur peserta. Pariwisata adalah
perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari
pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya (Marpaung, 2002).
Kepergian wisatawan kesuatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke
daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan dunia pariwisata antara lain sangat
tergantung dari keamanan negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena
sebagus apapun obyek wisata dan sekomplet apapun infraksrukur yang ada jika
keamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada dinegara
yang bersangkutan tidak akan berkembang. Kegiatan pariwisata pada umunya adalah
kegiatan rekreasi yang tidak menghasilkan uang untuk pelakunya. Menurut Gamal
Suwantoro ( 1997) Perjalanan wisata yaitu sebagia suatu perubahan tempat
tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggal karena suatu alasan dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Sedangkan menurut Nuriata
(1999) pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang
terkait dibidang tersebut. Usaha peningkatan jumlah kunjungan yang datang ke
suatu daerah maka ketersediaanya sarana pendukung merupakan hal yang tidak
dapat ditawar lagi, misalnya: Transportasi, akomodasi, komunikasi dan sarana kesehatan yang memadai.
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan pariwisata khususnya olahraga tidak bisa lepas dari adanya
seorang guide atau sering disebut pramuwisata yang profesional. Seorang
pramuwisata bisa di kategorikan profesional jika pramuwisata tersebut di didik
secara aksdemisi maupun praktisi, ahli
dalam bidangnya dan adanya oragnisasi yang memayungi pekerjaannya. Pramuwisata
di bidang olahraga pariwisata dewasa ini
sangat diperlukan, karena seorang pramuwisata dalam olahraga mempunyai peranan
yang sangat besar. Salah satu tugas utama dalam tugas seorang pramuwisata
olahraga merancang dan membimbing para wisatawan yang menikmati olahraga
khususnya di obyek wisata, sehingga para wisatawan dan leluasa menikmati dan
aman dalam melakukan aktifitas di obyek wisata.
Pramuwisata olahraga adalah seseorang yang benar-benar memahami karakter
olahraga wisata, hal ini tidak boleh dianggap sebelah mata oleh para pengusaha
wisata. Kemampuan seorang pramuwisata yang handal dan professional sangat
ditentukan oleh pendidikan yang dia peroleh baik secara akademisi maupun secara
praktisi. Pendidikan seorang pramuwisata olahraga sangat diperlukan dewasa ini,
karena jika pendidikan secara formal telah dipenuhi dengan baik maka di
Indonesia dan Bali pada khususnya akan tersedia pramuwisata olahraga yang
professional.
Usaha Pengembangan olahraga wisata sebagai salah satu komponen pokok yang
ada dalam usaha pengembangan pariwisata Nasional harus cepat di tindak lanjuti
oleh komponen pariwisata yang ada di Indonesia. Keberadaan pramuwisata olaharga
sebagai komponen pokok yang harus segera diatasi secepatnya.
Pengusaha wisata yang khusus mengelola olahraga sebagai usaha utama pada
saat sekarang ini hanya banyak merekrut para pramuwisata alami, artinya
pramuwisata yang ada dilapangan sebagian besatr adalah masayuarkat sekitar yang
hanya dididik khususnya bagaimana berkomunikasi dengan wisatawan, sedangkan
aspek keahlian olahraga hanya didapat secara otodidak. Kemamnpuan seorang
pramuwisata olahraga jika segera ditingkatkan bukan mustahil olahraga wisata di
suatu saat dapat merupakan hal yang menjanjikan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pramuwisata bidang olahraga di Indonesia harus mendapat
perhatian yang besar dari semua komponen pelaku pariwisata
2.
Pendidikan formal yang khusus mendidik para pramuwisata
harus merata di seluruh wilayah Indonesia
3.
Dibutuhkanya tenaga pramuwisata olaharga yang
professional di daerah tujuan wisata
4.2. Saran
1.
Olahraga pariwisata harus segera dioptimalkan karena
negara kita mempunyai karakteristik alam yang mendukung.
2.
Pengembangan olahraga pariwisata harus diikuti dengan
ketersediaanya pramuwisata yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Sukahar Anthon (1995). Ekosistem Pesisir Karakteristik Dan
Prospeknya Untuk Pembangunan Kepariwisataan alam. Makalah
Suwantoro Gamal (1997) Dasar-
Dasar Kepariwisataan. Andi Yogyakarta
Santoso Indra (1998). Kamus
Praktis Bahasa Indonesia. Pustaka Dua. Surabaya
Kesrul (2004) Panduan Praktis
Pramuwisata Profesional. Graha Ilmu. Yogyakarta
Kodyat M (1999). Pengantar Ilmu
Pariwisata. Yudistira Bandung
Yoeti Oka. A. (1991). Penuntun Praktis Pramuwisata Profesional.
Angkasa. Bandung
Tandjung Shalihuddin Djalal Shalihuddin
Djalal (1995). Ekosistem Laut, Potensi Dan Masalahnya Untuk Kepariwistaan
Alam. Makalah.
Sukintaka (1999) Jurnal Majalah Olahraga. FPOK IKIP Yogykarta
Sukintaka (2004). Teori Pendidikan Jasmani. Nuansa Cendekia. Bandung
Suyitno (1999). Perencanaan Wisata. Kanisius. Yogyakarta
Nurita Tata (1999) Perencanaan Perjalanan Wisata Depdikbud. Jakarta
dosen fakultas olahraga dan kesehatan Undiksha yang mulai menfokuskan untuk pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia
SEJARAH SPORT TOURISM INDONESIA
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA PARIWISATA
(SPORT TOURISM)
SYARIF HIDAYAT
A.
Pendahuluan
Pariwisata pada saat sekarang ini merupakan
industri yang cukup menjanjikan secara nilai ekonomi. Pariwisata adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk penguasahan obyek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Kodyat,
1992). Sedangkan menurut Undang-Undang
No 10 Tahun 2009 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah tentang sedangkan menurut Suyitno (1999), wisata
adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikamti objek dan daya tarik
wisata.
Beberapa pendapat diatas dapat
dinyatakan bahwa kegiatan pariwisata sudah merupakan aktifitas yang dilakukan
secara sukarela tetapi harus tetap mematuhi aturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Kegiatan pariwisata sekarang
ini tidak hanya dilakukan oleh yang berusia lanjut akan tetapi kegiatan wisata
dapat dilaksanakan oleh semua umur dan jenis kelamin karena kegiatan
pariwisata tidak membatasi jenis kelamin dan umur peserta.
Pariwisata
adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan ke luar dari
pekerjaan-pekerjaan rutin, ke luar dari tempat kediamannya (Marpaung, 2002).
Kepergian wisatawan kesuatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke
daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan dunia pariwisata antara lain sangat
tergantung dari keamanan negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus
apapun obyek wisata dan sekomplet apa pun infraksrukur yang ada jika keamanan
dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada di negara yang
bersangkutan tidak akan berkembang.
Kegiatan
pariwisata sudah ada sejak dulu. Tercatat dalam sejarah bahwa bapak pariwisata
adalah Marcopolo yang melilingi dunia dengan kapal layar pada tahun 1254-1374
masehi berangkat dari benua Eropa ke Tiongkok dan kembali lagike
Venesia(Suwantoro 1997). Selanjutnya pada permulaan abad ke-14, tepatnya hari
selasa tanggal 14 Juni 1324, ia berangkat seorang diri dari AfrikaUtara menuju
Mekkah dan Madinah, ia menyebut sebagai The
First Traveller of Islam.
Dari
tahun ke tahun kegiatan wisata terus berkembang. Kegiatan wisata bisa di bagi
beberapa tujuan antara lain: wisata budaya, wisata belanja, wisata kesehatan,
wisata riset dan wisata dengan minat khusus khususnya wisata olahraga. Dalam
makalah ini mencoba akan dibahas tentang perkembangan wisata minat khusus
olahraga
B.
Pembahasan
1.
Pengertian
Pariwisata
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait dengan bidang tersebut (Kodyat 1992).
Kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Kegiatan
pariwisata sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh yang berusuia lanjut akan
tetapi kegiatan wisata dapat dilaksanakan oleh semua umur dan segala jenis
kelamin, karena kegiatan ini tidak ada pedoman khusus yang membatasi jenis
kelamin dan umur peserta. Pariwisata adalah perpindahan sementara yang
dilakukan seseorang atau kelompok
dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat
kediamannya.
Kepergian wisatawan ke suatu negara tergantung
dari keinginan wisatawan ke daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kunjungan wisatawan ke
daerah tujuan wisata sangat tergantung dari keamanan dan kenyamanan, negara
yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus apapun obyek wisata dan
sekomplet apapun infraksrukur yang ada jika keamanan dan kenyamanan dari
wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada dinegara yang bersangkutan
tidak akan berkembang.
Kegiatan
pariwisata pada umunya adalah kegiatan rekreasi yang tidak menghasilkan uang
untuk pelakunya. Menurut Suwantoro ( 1997) Perjalanan wisata yaitu sebagai
suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggal karena
suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Sedangkan
menurut Nuriata ( 1999) pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.
Usaha peningkatan jumlah kunjungan yang datang ke suatu daerah maka
ketersediaanya sarana pendukung merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi,
misalnya: Transportasi, akomodasi, komunikasi, pramuwisata dan sarana kesehatan yang memadai.
Menurut
Lakoni yang dikutip oleh Fandeli (1995) Pariwisata adalah sektor yang sangat
strategis untuk meningkatkan pendapat negara dan masyarakat. Pembangunan yang
terus-menerus dilakukan terhadap sektor pariwisata akan terus mengangkat
sektor-sektor ekonomi lainnya.
Menurut
Djulianto Susantio (www.sinarharapan.com)Pariwisata
adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga
atau istirahat, menunaikan, tugas dan berziarah.
Spillane
yang di kutip Djulianto Susantio membagi
pariwisata atas enam jenis khusus, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan,
pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga,
pariwisata untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi.
Berkaitan dengan pariwisata olahraga dibagi 2 yaituyang bersifat pasif seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games.
Olahraga pariwisata yang bersifat aktif seperti yang ingin berlatih atau
mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu,
rafting, dan memancing.
2. Pengertian Olahraga Pariwsata
Olahraga
Pariwisata adalah menjadikan olahraga sebagai tujuan utama untuk berwisata. Perkembangan
dewasa ini sektor olahraga pariwisata
sangat berkembang pesat, salah satu hal yang perlu dikembangkan adalah
jenis wisata alam, dimana wisata alam mengajak para wisatawan mengunjungi
tempat yang memiliki pemandangan atau keindahan alam mempesona dan memiliki
daya tarik untuk dijelajahi dan dinikmati , Kegiatannya antara lain menyusuri
sungai atau arung jeram (rafting),
mendaki gunung dan merambati hutan, bersepeda (cycling), menyelam (diving),
berselancar (surfing). Menurut Toho
(2013) olahraga pariwisata adalah semua kegiatan aktif dan pasif dalam olahraga atau partisipasi secara informal dan terorganisasi bukan komersial/bisnis dan harus meninggalkan
rumah atau tempat kerja.
Perkembangan pariwisata saat ini ternyata
belum sepenuhnya di sadari oleh para pelaku bisnis pariwisata di Indonesia
padahal selama ini banyak negara yang sudah menawarkan paket wisata dengan
minat khusus antara lain wisatawan dengan minat penjelajahan hutan atau tracking, diving, surfing, cycling
dsb. Pergeseran pola
wisata tersebut, berlangsung pada dua dekade belakangan. Dari pola wisata mass tourism ke grup kecil dan wisatawan
individual.
Aktifitas
manusia modern sekarang ini tidak cukup untuk
olahraga yang dilakukan dengan tujuan kebugaran semata akan tetapi
olaharga yang bertujuan untuk rekreasi sangat pesat perkembangannya. Pada saat
melakukan olahraga pariwisata sangat dibutuhkan kemampuan dari pelaku dan
pengelola untuk bisa mengemaskan dengan baik. Menurut Fandeli ( 1995:146)
Wisata dengan berolahraga yakni merupakan sensasi tersendiri apabila tantangan
tersebut dapat berakhir dengan kesuksesan. Dalam usaha pelaksanaan kegiatan
olahraga yang dilakukan di alam terbuka faktor keselamatan merupakan hal pokok
yang harus diperhatikan oleh pelaku maupun penyelenggara.
Aktifitas
olahraga di alam terbuka pada saat
sekarang ini telah merupakan salah satu komoditi pariwisata yang mampu membuat
wisatawan lebih lama tinggal di suatu
daerah tujuan wisata. Kegiatan olahraga wisata yang dilakukan di suatu
daerah tidak bisa disamakan dengan daerah satunya. , hal ini disebabkan oleh
kondisi alam dan fisiografi yang berbeda ( Fandeli 1995:148). Struktur
aktifitas olahraga yang bertujuan untuk berwisata terus mengalami perubahan.
Menurut Smith yang dikutip oleh Fandeli (1995:148) berjalan (Tracking) dan bersepeda (Cycling) berada pada urutan teratas.
Pengembangan olahraga pariwisata jika dikembangkan Di Indonesia memiliki
peluang yang sangat besar, hal ini dikarenakan potensi wisata dapat
dikembangkan relatif tak terbatas bagi daerah tropika kepulauan. Karakteristik
wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau sangat memungkinkan untuk
dikembangkan olahraga pariwisata sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada.
Potensi alam di Indonesia merupakan modal
dasar untuk dikembangkan olahraga wisata berbasis alam.Wilayah Indonesia yang
terdiri dari laut, daratan dan pegunungan merupakan modal alam yang sangat
besar untuk dikembangan jenis wisata olahraga.
Berkaitan
dengan karakteristik setiap daerah berbeda, sudah barang tentu tidak semua
daerah dapat menyelenggarakan setiap jenis pariwisata olahraga. Berbicara tentang dunia pariwisata maka nama Bali tidak mungkin
ditinggalkan. Khusus untuk Bali cocok dikembangkan wisata olahraga tanpa
menghilangkan roh pariwisata Bali yang berbasis budaya (kearifan lokal). Bali
dikenal di seantero belahan dunia dengan keindahan alam dan budaya. Alam dan budaya Bali sampai saat
sekarang masih mampu mempesona para wisatawan, alam Bali yang terdiri dari
laut, gunung, danau, hutan dan panorama alam yang masih asri merupakan modal besar untuk pengembangan jenis
wisata olahraga.
Wilayah Indonesia khususnya Bali yang terdiri dari
gunung, laut dan dataran rendah sangat memungkinkan untuk dikembangkan jenis
wisata olahraga. Dewasa ini kedatangan para wisatawan yang berkunjung ke suatu
daerah tujuan wisata tidak hanya sekedar menikmati alam dan budaya yang ada, akan
tetapi wisatawan ingin melakukan aktifitas fisik (olahraga). Keanekaragaman
ekosistem dalam kawasan hutan tropika yang terdapat di hampir 18.000 pulau di
Indonesia, sangat menjanjikan untuk ekowisata dan wisatawan minat khusus
(fadeli dalam www. Pikiran rakyat.com).
Wisman asal Eropa
selama berkunjung di Indonesia pada umumnya ingin menikmati jenis wisata minat
khusus seperti pantai (bahari) maupun petualangan alam, yang banyak tersebar di
berbagai daerah tujuan wisata di tanah air. Potensi kita untuk menjual
produk wisata minat khusus ini sangat besar. Namun, persoalan yang kita hadapi
untuk memberikan informasi mendalam mengenai produk-produk itu masih kurang (www.budpar.go.id).
3. Sejarah Olahraga Pariwisata
Olahraga
dan pariwisata adalah gabungan aktifitas yang sangat menguntungkan jika
digabungkan, banyak hal positif yang bisa di daptakan dari kegiatan olahraga
pariwisata. Sejarah kegiatan olahraga pariwisata ini muncul pertama kali di
swis dengan aktifitas ski menggunakan kekayaan alam berupa pegunungan es pada
abad ke-19 (Pigeassou
dalam Jurgen Schwark 2007) pada tahun 90 an di Jerman mulai dikembangkan
hubungan olahraga dan pariwisata khususnya golf. Perkembangan
olahraga pariwasata ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh media dalam
peliputan olahraga, sehingga olahraga semakin menarik bagi industri pariwisata.
Pada awal tahun 1966, International
Council of Sport dan Pendidikan Jasmani mengadakan konferensi internasional pertama dengan judul
"Sport et Tourisme",
yang berlangsung di Bled, Yugoslavia. Dalam beberapa tahun terakhir,
perkumpulan akademisi yang lebih luas mengadakan konferensi dan konvensi
telah terjadi pada bidang olahraga dan pariwisata,
atau pariwisata olahraga.
Organisasi Pariwisata Dunia (WTO),
bersama-sama dengan IOC, menjadi tuan rumah kongres internasional dengan judul "Olahraga dan Pariwisata: Dunia 1 Konferensi di Madrid pada tahun 2001, kemudian yang ke-2 The AIEST diselenggarakan kongres
pada subjek olahraga dan pariwisata di Athena pada tahun 2003, dan menjelang
Olimpiade 2004 komite
olahraga pariwisata internasional mengadakan
"Pra Konferensi Olimpiade
pada pariwisata olahraga "di Rhodes pada
tahun 2004 (Jurgen
Schwark 2007).
Perkembangan
yang telah terjadi,jika dulu pariwisata hanya dilakukan oleh usia 50 tahun
keatas, akhir-akhir ini umur 30 an telah banyak melakukan kegiatan wisata
karena didorong untuk melakukan olahraga pariwisata. Pola pikir yang berkembang
saat ini adalah kegiatan wisata lebih besar manfaatnya jika dilakukan dengan
olahraga. Perkembangan olahraga di sela aktifitas wisata tidak hanya dilakukan
oleh eksekutif atau pengusaha. Olahraga pariwsata mampu menembus semua lapisan
masyarakat dunia. Berbicara tentang sejarah pariwisata di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari Bali. Bali merupakan pioner dunia pariwisata di Indonesia.
Pada 1924 wisatawan secara khusus datang ke Bali setelah dibuka suatu pelayaran
mingguan antara Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya singgah di Buleleng (Pelabuhan Singaraja) baru
kemudian ke Makassar. Pemrakarsanya
adalah KPM (maskapai pelayaran kerajaan) bersedia menerima penumpang di atas
kapal-kapal .Sebelumnya kapal-kapal itu mengangkut kopra, kopi, sapid an
terutama babi. Jalur pelayaran
ini akhrinya bernama Bali Express. Data-data yang pertama dikeluarkan Official
Tourist Bureau pada 1924 yang mencatat 213 pelancong yang datang ke Bali. Jumlah wisartawan terus meningkat
secara teratur. Pada 1926 menurut Majalah Tourism in Netherlands East Indies edisi 8 Februari 1927 sebanyak 480 wisatawan
mengunjungi Bali. Selama Januari
1927terdapat 32 wisatawan yang sudah mengunjungi Bali untuk ke 18 kalinya pada
periode yang sama (http://sejarah.kompasiana.com/2013/03/04/sejarah-bali-1914-1950-an-1-dari-pariwisata-eksotis-ke-nasional-)
.
Perkembangan
pesat olahraga pariwisata Bali terjadi pada tahun 70-an, ketika peselancar
menemukan banyak ombak di pulau ini yang sangat bagus digunakan untuk
berselancar. Peselancar ini secara tidak langsung mempromosikan pariwisata di
tahun 1970 (http://www.water-sport-bali.com/pariwisata-bali/).
Selain
pantai alam trofis pulau Bali meliputi gunung, bukit, sawah, dasar laut dan
sungai semuanya menawarkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Oleh sebab itu,
begitu banyak media internasional yang menyebutkan pulau Bali, sebagai tujuan
wisata beriklim trofis, yang paling diminati oleh wisatawan untuk berolahraga.
Sumber
Foto: Beritabali.com
Selain
berselancar di pantai, aktivitas Bali water sport seperti Parasailing,
Jet Ski dan Banana Boat menjadi
data tarik tersendiri bagi wisatawan. Tempat aktivitas water sport di Bali
terbesar terdapat di pantai Tanjung Benoa. Setiap harinya pantai Tanjung Benoa,
ramai dikunjungi oleh para wisatawan untuk bermain Bali water sport.
Selain
water sport di Tanjung Benoa, olah raga air yang juga sering dicari oleh
wisatawan manca negara dan domestik adalah Bali rafting. Untuk rafting di Bali
sungai yang digunakan adalah sungai Ayung dan sungai Telaga Waja. Dewasa ini
pengusaha atau istilah di lapangan adalah operator yang mengelola wisata
olahraga rafting sudah mencapai puluhan yang ada di aliran sungai Ayung.
Selain itu Olahraga berbasis alam yang sudah
berkembang di Bali adalah diving.
Jenis wisata ini mampu memikat wisatawan untuk datang ke Bali. Perkembangan
jenis wisata ini sangat pesat. Lokasi diving hampir tersebar di semua wilayah
Bali.
Mulai tahun 2000 an perkembangan wisata olahraga tirta
sangat berkembang pesat ditandainya satu komplek di tanjung benoa sebagai pusat
wisata tirta di Bali. Tanjung Benoa menawarkan sensasi tersendiri tentang wisata
olahraga tirta.
Infrastruktur pariwisata yang baik
akan membantu dalam peningkatan tingkat kunjungan karena membantu wisatawan
dalam menentukan sikap pada saat memilih
tujuan wisata serta menentukan bentuk kegiatan yang akan dilakukan (Choi, dkk; 2012). Sehingga menentukan bentuk
layanan serta para tenaga professional merupakan hal yang harus di siapkan.
C.
Penutup
1.
Simpulan
a. Perkembangan
wisata minat khusus di Indonesia sangat pesat
b. Olahraga
pariwisata jika di kelola dengan profesional merupakan lahan bisnis baru
2.
Saran
a. Penyiapan
insfrastruktur harus baik
b. Pramuwisata
olahraga harus disiapkan dengan baik
c. Perlunya
regulasi dari pemerintah untuk mengatur bidang ini
Daftar Pustaka
Choi,Soojin.,Leht, Xinran Y., Morrison,Alastair M.,and Jang,SooCheong (Shawn).,(2012).
Structure of Travel Planning Processesand Information Use Patterns.Journal of Travel Research.51(1) 26–40. SAGE PublicationsReprints and
permission:sagepub.com/journalsPermissions.nav. DOI: 10.1177/0047287510394191. http://jtr.sagepub.com.
http://www.sinarharapan.com
http://www. Pikiran rakyat.com
Jürgen Schwark European Journal for Sport and Society 2007, 4
(2), 117-132
Kesrul (2004) Panduan Praktis Pramuwisata Profesional.
Graha Ilmu. Yogyakarta
Kodyat (1999). Pengantar Ilmu Pariwisata
Loukaitou-Sideris, Anastasia.andSoureli,
Konstantina. (2012) Cultural
Tourism as an EconomicDevelopment Strategy for EthnicNeighborhoods Economic
Development Quarterly.26(1) 50–72. Reprints and permission:sagepub.com/journalsPermissions.nav.
DOI: 10.1177/0891242411422902. http://edq.sagepub.com
Marpaung
(2002). Pengetahuan kepariwisataan.
Alfabeta. Bandung.
Nurita, Tata
(1999). Perencanaan Perjalanan Wisata.
Depdikbud. Jakarta
Sukahar, Anthon (1995). Ekosistem Pesisisr Karakteristik dan
Prospeknya untuk Pembangunan Kepariwisataan Alam. Makalah
Suwantoro, Gamal
(1997). Dasar-Dasar Kepariwisataan.
Andi. Yogyakarta
Tanjung
(1995). Ekosistem Laut, Potensi dan
Masalahnya untuk Kepariwisataan Alam. Makalah
Mutohir,
T. C.,( 2013). Pembangan Olahraga Rekreaasi Sebagai Industri. Makalah disajikan
dalam Pelatihan Penggerak Olahraga Rekreasi Tingkat Provinsi Tahun 2013 di
Denpasar, Bali tanggal 21—23 November 2013
dosen fakultas olahraga dan kesehatan Undiksha yang mulai menfokuskan untuk pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)